Mendengar maksud Cucunya untuk keluar pondok mencari kehidupan baru, sang Nenek berat hati.
Namun untuk perubahan hidup mungkin lebih baik untuk cucunya, nenek pun tidak keberatan.
Sang nenek kemudian memberikan isyarat dengan cerita, andai cucunya ingin mencari pendaping hidup, cobalah menemukan suatu tempat yang namanya Mahligai.
Nenek pun menceritakan bahwa Maligai itu adalah tempat mandinya para bidadari yang turun dari kerajaan langit.
BACA JUGA:Keramat Moneng Lebeh, Legenda Dusun Terawas Musi Rawas, Seberangi Sungai Cukup Pakai Sejadah
Bidadari khayangan itu turun ke bumi dan mandi di Mahligai setiap malam Jumat.
Mendengar cerita neneknya tentang mahligai membuat Bujang Bekorong bersemangat untuk menemukan tempat tersebut.
Sang Nenek membekali Bujang Bekorong dengan seekor ayam beruge putih untuk dibawa selama berjalan.
Ayam itu sebagai petunjuk Bujang Bekorong untuk menemukan tempat perhentiannya dalam mengembara.
BACA JUGA:Sejarah Dusun Terawas Musi Rawas, Dikelilingi 6 Keramat, Mitos Ada Ikan Seluang Kebal
Apabila ayam beruge putih tersebut berkokok, Bujang Bekorong diminta berhenti bejalan. Karena ditempat ayam tersebut berkokok adalah Mahligai.
Bujang Bekorong benar-benar mendengarkan petunjuk yang diberikan oleh Neneknya sebagai bekal petunjuk jalannya esok hari.
Malam itu Bujang Bekorong merasa puas telah menyampaikan maksudnya kepada Neneknya yang telah pulas tertidur karena sisa tenaga yang telah terporsir seharian.
Namun Bujang Berkorong jauh dalam lamunannya mengidamkan Bidadari.Apa mungkin bisa menemukan Maligai?Apa mungkin bisa bertemu dengan Bidadari ?
BACA JUGA:Selangit Musi Rawas, dari Ikan Salai yang Angit, Raja Majapahit Merana Ditinggal Putri Bungsu
Esok paginya Bujang Bekorong siap untuk melakoni perjalanan pengembaraannya, dengan membawa ayam beruge putih pemberian Neneknya.