Tanpa banyak mengeluh Bujang Bekorong melanjutkan pengembaraannya.
Dia melewati imbe yang terkadang belum terjamah oleh manusia, naik bukit turun bukit, lembah dengan tantangan yang sudah pasti di depan mata.
BACA JUGA:Asal Mula Dusun Selangit Musi Rawas, Diambil dari Nama Ikan Diawetkan, Begini Ceritanya
Siang berganti malam, waktu terus berjalan maju tanpa mundur meninggalkan memori yang tersimpan.
Dengan letihnya Bujang bekorong beristirahat sejenak di bawah pohon beringin.
Belum lama beristirahat tanpa diduga ayam beruge berkokok, sebagai pertanda Maligai berada di sekitar tempat tersebut.
Kontan saja kelelahan Bujang Bekorong menjadi semangat yang luar biasa. Ia pun meluaskan pendangannya kesekeliling.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Musi Rawas, 6 Pantangan Putri Silampari, Jika Dilanggar, Begini Jadinya
Benar saja di balik rerimbunan pohon beringin terlihat telaga yang airnya sangat jernih dan berbau harum.
Bujang Bekorong memastikan bahwa inilah Mahligai yang dikatakan Neneknya.
Kebetulan malam yang akan datang ini adalah malam Jum'at.
Berarti Bujang Bekorong tidak perlu berlama-lama berada di Maligai tersebut.
Bujang Bekorong mempersiapkan segala keperluannya untuk berjaga-jaga dimalam yang akan tiba.
Bujang Bekorong dengan penuh semangat mulai berjaga diantara semak-semak yang dirasanya aman dari segala gangguan mahkluk hutan.
Air telaga tampak membiru ketika sinar rembulan mulai perlahan pasti mendominasi situasi.