Kalimat inilah yang terus diteriakkan oleh perempuan (istri) mereka.
Mendengar teriakan ini maka para laki-laki (suami ) mereka yang berperang kembali bersemangat untuk melawan dan bertahan dari serangan Suku Pasemah.
BACA JUGA:Oknum Guru PNS Cabul Dilimpahkan ke Polres Muratara, ini Info Terbaru dari Polisi
Sehingga perangpun dapat dimenangkan oleh penduduk Dusun Lembak Lapan.
Setelah kemenangan penduduk Dusun Lembak Lapan mengganti nama Dusun Lembak Lapan menjadi Laki -Tan yang sekarang dikenal dengan nama Lakitan.
Konon ceritanya perempuan di Dusun Lakitan terkenal dengan keberaniannya dalam segi apapun.
Pada Tahun 1937, Pesirah atau Pangeran yang pertama kali memimpin Dusun Lakitan yaitu Pangeran Abuleman.
BACA JUGA:Wali Kota Lubuklinggau Dukung Pemekaran Provinsi Sumsel Barat, Sudah Siapkan Lahan Kantor Gubernur
Dia memiliki seorang Istri yang bernama Kidam dan dikaruniai anak yang bernama Depati Penarip, Depati Amur, Depati Apindid dan Siti.
Pangeran Abuleman sendiri berasal dari Desa Pelaweh dan merantau ke Desa Mandi Aur.
Setelah sampai di Desa Mandi Aaur, Pangeran Abuleman bertemu dengan Pangeran Mukti.
Kemudian Pangeran Mukti mengusulkan kepada Pangeran Abuleman untuk pergi ke Desa Muara Lakitan.
Pangeran Abuleman pun pergi ke Desa Muara Lakitan.
Setelah pangeran Abuleman sampai di Desa Muara Lakitan dan menetap disana.
Tak lama kemudian ada Pemilihan Pesirah Kepala Marga Sikap Dalam Musi.