Dalam mimpi Si Kumbang juga dikatakan darah yang ditujunya ada jamban pertama di sebelah kanan dan terus berjalan naik ke darat.
Kemudian Si Kumbang akan bertemu dengan dua orang perempuan sedang mengatap rumah menggunakan daun umbai. “Maka disanalah jodohmu".
Si Kumbang terbangun dari tidurnya, mengingat kembali layar mimpinya.
Sambil mengeryitkan keningnya berusaha menganalisa mimpinya yang mungkin harus la lakukan.
Lantas Si Kumbang memutuskan esok hari akan melaksanakan perintah mimpinya tersebut.
Keesoakan harinya, Si Kumbang telah berjanji dengan dirinya sendiri untuk melaksanakan perintah yang dia dapatkan dalam mimpi.
Si Kumbang kemudian membuat rakit untuk perjalanannya mengarungi sungai.
la tidak lupa berpamitan dan memohon do'a restu dari segenap sanak saudaranya.
Penduduk dusun yang kebetulan mengetahui kepergian Si Kumbang semua bersedih dan mendo'akan agar Si Kumbang dapat menemukan apa yang dicarinya.
Keharuan sejenak menyelimuti bibir sungai , di mana Si Kumbang melambaikan tangannya tanda perpisahan.
Si Kumbang mulai mendayung rakit ditemani ayam jagonya menyusuri Sungai Kelingi.
“Bismillahirokmanirrohim, malang mujur berlanting, Mang sampan pelampung naik timbul, seumpama batu tendam tenggelam, sambil berlayar dak ada arah tujuan, sekedar menuruti petunjuk mimpi,” demikian kalimat yang diucapkan Si Kumbang dikutip dari buku cerita rakyat Musi Rawas.
Berlayarlah Si Kumbang mengikuti seenaknya arah air kemana mau mengalir.