Dayang Torek kemudian memutuskan untuk silam ke alam dewata serta membawa serta bayinya yang telah meninggal dunia.
BACA JUGA:Matahari Melintas di Atas Kabbah 15 dan 16 Juli 2023, Kemenag Bocorkan Istiwa A’zam
Peristiwa magis silamnya Dayang Torek terjadi di puncak Bukit Sulap. Sebubur tidak berdaya untuk mencegah takdir Dayang Torek.
Saudara perempuan yang sangat disayanginya itu memenuhi takdir sebagaimana telah digariskan oleh Dewa Mantra guru Tujuh sejak dahulu kala.
Sebubur, pengembara sakti sekaligus putra mahkota Kerajaan Ulak Lebar, adalah tokoh penting dalam legenda silampari.
Perannya dalam cerita menandai silamnya seluruh anggota keluarga istana.
BACA JUGA:Bukan Cuma Aldi Taher, di Lubuklinggau Juga Ada yang Jadi Caleg di 2 Partai, Berikut Informasinya
Raja Biku yang memenuhi takdir dan silam ke dasar laut Cina selatan, Putri Ayu Selendang Kuning beserta kelima saudara perempuan Sebubur, salah seorangnya adalah Dayang torek, silam kembali ke alam dewata.
Bahkan Sebubur kemudian juga tidak bisa menolak takdir. Dia juga ikut silam, meninggalkan Kerajaan Ulak Lebar dan kembali ke alam dewata.
Silampari, begitulah lidah orang Lubuklinggau yang hidup setelah masa Sebubur dan Kerajaan Ulak Lebar.
Sebubur beserta seluruh anggota keluarganya meninggalkan alam dunia dan kembali ke alam dewata.
Secara terminologi kata silampari bermakna peri yang silam dan memang demikian makna yang disematkan oleh orang lubuklinggau hingga masa sekarang.(*)