Datuk Saribijaya berasal dari Kerajaan Pagaruyung Minangkabau. Jadi tidaklah heran bila Bujang Kurap terus tumbuh menjadi remaja yang berkepribadian luhur.
Bujang Kurap sangat suka menuntut ilmu, baik ilmu kemasyarakatan dan terlebih lagi ilmu kesaktian.
Sejak kecil penyakit kurap telah dideritanya. Penyakit tersebut seakan telah menjadi bagian dari takdir hidup Bujang Kurap.
Pada mulanya penyakit kulit tersebut sangat mengganggu pergaulan Bujang Kurap. Dia merasa enggan untuk bergaul dengan masyarakat.
Dia takut kehadirannya di tengah masyarakat hanya akan membuat resah dan ketakutan.
Nama Embun Semibar lekat di diri Bujang Kurap setelah menyelesaikan pertapaan panjang guna memeperdalam ilmu kesaktian.
Nama tersebut merupakan pemberian gaib yang diterima Bujang Kurap setelah berhasil dengan tapanya. Bujang Kurap mengembara dari satu negeri ke negeri lain, dari satu kerajaan ke kerajaan lain.
BACA JUGA:Geger! Diduga Depresi, Anggota Polisi Gantung Diri
Buruk rupa, senantiasa dibenci dan dicaci, namun tidak pernah berhenti menebar kebikan. Setiap singgah di suatu negeri Bujang Kurap selalu meninggakan cerita baik.
Orang-orang yang ditinggalkan akan selalu mengenang pertolongan Bujang Kurap.
Mereka berhutang budi karena biasanya tidak akan sempat membalas jasa. Berterima kasih pun kadang tidak sempat.
Setelah memberikan pertolongan Bujang Kurap lebih memilih untuk pergi secara gaib sehingga tidak diketahui oleh orang.
BACA JUGA:6 Tradisi Unik Peringatan Tahun Baru Islam di Indonesia
Itulah Bujang Kurap, penebar kebaikan ampa berharap adanya balasan dari orang-orang yang ditolong.
Dalam pengembaraan panjangnya Bujang Kurap menimba banyak pengalaman dan ilmu yang bermanfaat.