Bagi Mbah Kerto, dia bisa berangkat haji pada usia seuzur saat ini merupakan suatu anugerah dan berkah dari Allah SWT.
“Tidak semua orang bisa datang ke rumah Allah SWT. Banyak duit, tapi belum tentu dapat hidayah, tergerak untuk berhaji,” ucap dia.
Karena itu, Mbah Kerto merasa sangat bahagia. Dia sudah tak sabar untuk menginjakkan kakinya di Kota Mekah.
BACA JUGA:Alhamdulillah! 100 Persen Jemaah Sudah Lunasi Biaya Haji Reguler
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, Mbah Kerto punya satu keinginan lain. Bertemu Gubernur Sumsel H Herman Deru.
Rupanya, Mbah Kerto kenal baik orang tua gubernur yang waktu itu seorang pesirah.
“Mudah-mudahan waktu berangkat nanti, di Asrama Haji bisa ketemu gubernur,” ucapnya.
Dibalik kelemahannya dalam hal pendengaran, Mbah Kerto masih punya daya ingat dan penglihatan yang tajam.
BACA JUGA:Warga Terawas Musi Rawas Heboh Temukan Tulang Belulang Terbungkus Sarung di Tepi Jalan, Ternyata
Selain masih ingat perjalanan hidupnya dari Yogyakarta sampai ke OKU Timur, Mbah Kerto masih mampu membaca running text pada layar televisi.
Fisiknya juga masih kuat berjalan sendiri. Bercocok tanam di sekitar rumah. Seperti menanam kangkung, kacang hijau dan jenis tanaman lain.
Menurutnya, dengan tetap bergerak tiap hari, membuat badan sehat. Untuk resep umur panjang, Mbah Kerto selalu menjaga silaturahmi dengan tetangga maupun dengan orang yang baru dikenalnya.
“Memperbaiki hubungan silaturahmi adalah kunci umur panjang, selain mandi dan salat malam,” ungkapnya dengan senyuman yang lepas.
BACA JUGA:Polisi Tahan Joko Widodo, Menteri Kominfo Menyusul Ditahan Kejagung
Banyak juga orang beranggapan bahwa dirinya memiliki ‘sesuatu’ yang membuat umurnya panjang.
Namun dengan tegas Mbah Kerto membantah dugaan itu.
“Kalau untuk makanan, jangan sering yang gorengan. Cukup rebusan dan yang dibakar, itu salah satu kunci umur panjang juga. Terlepas dari itu, panjang pendek umur semua sudah ditentukan Yang Maha Kuasa,” tutur dia.