Mbah Kerto, Jemaah Haji Usia 105 Tahun atau Tertua di Sumsel, Titip Pesan untuk Gubernur

Kamis 18-05-2023,12:13 WIB
Editor : Endang Kusmadi

Pendengarnya sudah banyak berkurang. Harus bicara dekat telinganya baru dia mendengar yang diobrolkan.

Karena itu, obrolah dengan Mbah Kerto didampingi sang anak sulung, Ngadiem.

Mbah Kerto cerita perjuangannya untuk bisa berangkat haji. Saat manasik, dia melihat ada jemaah yang jatuh pingsan karena kepanasan dan kelelahan.

“Kalau Mbah tadi  tidak kenapa-kenapa. Alhamdulillah aman-aman saja,”terangnya. Walau usia jauh di atas jemaah lain, tapi Mbah masih energik dan penuh semangat.

BACA JUGA:Setelah Viral, Presiden Jokowi Kunjungi Sumut: Jangan Sampai Jalur Logistik dan Jalan Produksi Rusak Parah

Seharusnya, Mbah Kerto sudah berhaji pada tahun 2020 lalu. Tapi gara-gara Covid-19 melanda dunia, batal.

Saat itu, JCH kategori lansia tidak diperbolehkan berhaji dulu karena rentan terkena virus

“Sempat sedih  waktu itu. Tapi Mbah  tetap semangat dan tidak putus asa karena yakin pasti akan berangkat juga. Ternyata tahun ini,” paparnya.

Mbah Kerto mendaftar haji pada 2014 lalu. Duitnya dari bertani pada sawah miliknya seluas 5 hektare.

BACA JUGA:PGRI Sumatera Selatan Galang Koin untuk Guru Sularno, Bayar Denda Rp60 Juta Putusan Pengadilan

Sedikit demi sedikit hasil bertani dia kumpulkan. Ditabung. Kemudian setelah cukup Rp25 juta untuk setoran awal, Mbah Kerto pun mendaftar haji di bank.

Dia juga sudah siapkan biaya untuk pelunasannya. Kini lahan persawahan itu sudah dia bagi-bagikan kepada kelima anaknya.

Mbah Kerto ingin kelima anaknya bisa berangkat semua ke Tanah Suci. Melaksanakan ibadah haji.

Menyempurnakan rukun Islam. Dari lima anaknya itu, sudah dua orang yang berhaji. Yakni anak sulung dan dan yang nomor tiga.

BACA JUGA:Guru Sularno Tidak Otomatis Bebas, Jaksa Nyatakan Banding, Harus Berprilaku Baik 1 Tahun

“Jadi tinggal tiga lagi yang belum berangkat haji. Mereka sudah daftar semua. Mantu juga,” terangnya.

Kategori :