Keterlibatan tersebut di antaranya dengan mengganggu permainan lewat cara memainkan atau menyentuh bola yang dioper atau disentuh rekan satu tim.
Keterlibatan lain misalnya, mengganggu lawan dengan mencegahnya untuk dapat memainkan bola lewat jalan menghalangi garis pandang lawan.
Offside bukanlah pelanggaran yang bisa menyebabkan pemain yang melakukannya menerima kartu. Meskipun demikian, tim yang pemainnya terkena offside akan mendapatkan hukuman tendangan bebas di posisi sang pemain offside.
Hakim garis akan memberi aba-aba dengan mengangkat bendera saat offside terjadi. Selanjutnya, wasit utama akan menganulir, entah itu serangan atau gol dari tim yang sedang menyerang.
BACA JUGA:Uruguay vs Korea Selatan: Ayo Taegeuk, Hapus Kutukan!
Dalam sepak bola modern, wasit dapat memperkuat keputusannya menganulir serangan atau gol tadi lewat bantuan sejumlah teknologi pendukung dalam pertandingan.
IFAB mengatur garis offside ditentukan berdasar posisi pemain kedua terakhir yang berada di area pertahanan. Artinya, dari dua pemain terakhir di area pertahanan, satu pemain yang berada di depan dibanding satu pemain terakhir lainnya, menjadi acuan garis offside.
Dua pemain tersebut juga termasuk penjaga gawang. Posisi penjaga gawang juga kerap menjadi pemain terakhir yang berada di belakang pemain lain.
Lantas bagaimana jika penjaga gawang meninggalkan area gawang di depan pemain lain?
BACA JUGA:Swiss vs Kamerun: Hasrat Lions Hapus Tren Buruk
Jika situasi itu terjadi, penjaga gawang bukan lagi menjadi pemain terakhir di area pertahanan. Satu pemain di belakang penjaga gawang menjadi pemain terakhir dan posisinya dalam laga tidak menjadi patokan garis offside.
Dalam situasi di menit 3 laga Qatar vs Ekuador, kiper Qatar Saad Al Sheeb terlihat maju meninggalkan area gawang dan berusaha menghalau bola udara. Karim Boudiaflah yang berada di belakang Saad Al Sheeb otomatis menjadi pemain terakhir di area pertahanan Qatar. Posisinya tidak lagi menjadi pemain terakhir kedua paling belakang setelah kiper.
Satu pemain yang posisinya di depan Karim Boudiaflah dan sejajar dengan Saad Al Sheeb, yakni Abdulkarem Hassan menjadi patokan garis offside. Melalui tayangan ulang VAR, salah satu kaki pemain Ekuador Michael Estrada terlihat berada di belakang Abdulkarem Hassan sehingga ia dinyatakan offside.
Posisi Estrada yang sudah offside menggagalkan gol Enner Valencia tak lama setelah duel udara itu. Estrada sendiri berada sejajar dengan pemain lain saat bola berada di udara. Dalam Laws of the Game IFAB, pemain yang berusaha mengganggu pergerakan lawan dinyatakan aktif dalam permainan.
BACA JUGA:Ngeri..! Al Qaeda Himbau Umat Muslim Jauhi Piala Dunia 2022, Kenapa ya..!
Teknologi Offside Semi Otomatis di Piala Dunia Qatar 2022