JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID - Indonesia belum lama ini merampungkan ajang balapan kelas dunia Formula E bertajuk Jakarta E-Prix pada 4 Juni 2022.
Sebanyak 22 pembalap akhirnya sukses menjalani balapan debutnya yang berlangsung di Jakarta International E-Prix Circuit/ JIEC) Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
BACA JUGA:Prediksi Manchester United vs Real Sociedad : Momentum The Red Devils
Balapan di Jakarta pun membuat Alberto Longo selaku Chief Championship Officer Formula E merasa senang karena antusiasme tinggi dari masyarakat Indonesia, dan berencana menggelar dua balapan pada musim depan.
Namun kini nampaknya rencana tersebut bisa saja pupus, setelah beredar laporan bahwa Singapura siap mengambil alih posisi tuan rumah Formula E dari Indonesia.
BACA JUGA:Prediksi West Ham vs FCSB : Berpotensi Sengit, Duel Dua Tim Terluka
Kabar mengejutkan ini diketahui dari cuitan Peter F Gontha selaku Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, sebagaimana dilansir dari Antara. Peter menyebutkan kabar tersebut berawal dari perhelatan balap mobil listrik internasional di Jakarta tersebut terus menerus diributkan oleh berbagai pihak.
"Info A1 media international: SINGAPORE akan mengambil alih perhelatan balapan mobil FORMULA-E. Dan menandatangani perjanjian 10 tahun dengan FEO gara gara Indonesia ribut mengenai FORMULA E bulan lalu,” cuitnya.
BACA JUGA:Prediksi Fiorentina vs Rīgas FS: La Viola Hindari Imbang Lagi
“Marilah kita ribut terus agar semua dilakukan di Singapore aja!," tambahnya, pada Rabu, 7 September 2022 malam WIB.
Namun kabar terkait bakal diambil alihnya kejuaraan Formula E dari Indonesia oleh Singapura belum diketahui kebenarannya karena belum ada konfrimasi dari pihak terkait secara langsung.
BACA JUGA:Prediksi Zurich vs Arsenal : Momen The Gunners Tancapkan Taring di Eropa
Formula E Sumbang Nilai Ekonomi untuk Jakarta
Sementara itu, terkait dengan keberhasilan Formula E Jakarta 2022, lembaga riset Insititute for Development of Economic and Finance (Indef) memperkirakan penyelenggaraan tersebut memberikan dampak ekonomi dengan nilai total Rp2,638 triliun bagi DKI Jakarta.
Menurut informasi tambahan dari Antara, nilai tersebut dengan kata lain berkontribusi 0,08 persen pada pertumbuhan ekonomi daerah pada 2022.