Linda: Berobat Dimanapun Tidak Masalah dengan Adanya Program JKN

Linda Asmara (48).--
LINGGAUPOS.CO.ID - Orang miskin dilarang sakit, istilah ini merujuk pada kondisi di mana orang yang perekonomiannya tidak mampu, maka tidak dapat mengakses pelayanan di fasilitas kesehatan.
Tentu istilah ini sudah jarang terdengar karena Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah hadir untuk membuka akses kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia tidak hanya bagi warga mampu, namun juga bagi warga yang tidak mampu.
Linda Asmara (48) merupakan peserta Program JKN dari kepesertaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai oleh pemerintah pusat.
Ketika ditemui di Puskesmas Citra Medika, Linda mengeluhkan bahwa dirinya hendak berobat karena kepalanya pusing tidak kunjung sembuh sejak tiga hari yang lalu, Senin 2 Juni 2025.
BACA JUGA:Aplikasi Mobile JKN Bantu Retno Mempermudah Akses Layanan Dari BPJS Kesehatan
“Dokter memang telah mendiagnosa saya mengalami hipertensi, hampir tiap minggu saya ke Puskesmas untuk berobat dan ambil obat, namun semingguan terakhir saya tidak datang karena tidak ada yang mengantar,” ucap Linda.
Belakangan Linda baru tahu jika kondisi hipertensinya telah stabil, dirinya dapat mengikuti Program Rujuk Balik (PRB), obat akan diberikan selama 30 hari untuk diminum, sehingga dirinya tidak perlu repot tiap minggu balik ke Puskesmas.
“Rumah saya letaknya sekitar tiga kilometer dari Puskesmas Citra Medika, lumayan jauh jika harus ditempuh dengan berjalan kaki. Kalau mau naik ojek harus mengeluarkan biaya lagi. Untunglah untuk masalah jaminan pengobatan penyakit, saya tidak perlu khawatir karena telah dijamin oleh Program JKN,” terang Linda yang berdomisili di Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuk Linggau Timur I Kota Lubuk Linggau ini.
Linda memiliki lima anak, keseharian hanya sebagai ibu rumah tangga sedangkan suaminya pedagang di pasar. Kehadiran Program JKN sangat banyak membantu Linda dan keluarganya, mulai dari kelahiran buah hatinya sampai dengan pengobatan penyakitnya dijamin oleh Program JKN.
BACA JUGA:Berkat Program JKN, Pengobatan Kanker Ginjal Suhardi Bebas Biaya
“Saya sangat bersyukur program mulia ini telah hadir di tengah-tengah kami yang merupakan masyarakat tidak mampu. Tidak terbayang jika tidak ada Program JKN, kami mungkin tidak akan berani untuk berobat ke Puskesmas apalagi rumah sakit. Biaya kesehatan semakin tahun semakin naik,” ujar Linda.
Linda mengaku selama beberapa hari ini dirinya absen untuk berjualan di pasar. Dirinya takut, keadaan pasar yang sangat ramai akan membuatnya semakin pusing dan Linda takut dirinya akan ambruk atau jatuh pingsan. Untunglah suaminya pun mengerti akan kondisinya dan tidak memaksanya tetap berjualan.
“Sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi warga Kota Lubuklinggau, saya dulunya tinggal di Kota Muara Bungo, Provinsi Jambi. Di sana pun saya dan anak saya berobat tanpa ada kendala, sama saja seperti berobat di sini. Tidak ada perlakuan yang berbeda yang saya dapatkan ketika berobat, baik di Puskesmas maupun di rumah sakit,” ucap syukur Linda.
Kemudian setelah selesai pandemi Covid-19 di tahun 2023, Linda pindah ke Lubuk Linggau dan memulai kehidupan baru di kota durian ini.
BACA JUGA:Program JKN Bantu Yulisma dalam Menjalani Pengobatan Penyakit Jantung
Linda sangat mengapresiasi Program JKN ini yang bisa digunakan berobat di mana saja di wilayah Indonesia. Perpindahan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dirinya dan keluarga dari Jambi ke Lubuk Linggau tidak sulit.
“Program JKN ini merupakan hal yang mendasar untuk dimiliki oleh kita sebagai warga Indonesia. Sakit tidak ada yang tahu, kebutuhan akan adanya perlindungan jaminan kesehatan tidak dapat dipungkiri sangat penting dan harus ada untuk antisipasi jika diperlukan suatu saat nanti untuk berobat,” tutup Linda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: