Sosok Bung Tomo Tokoh Kunci dalam Peristiwa Pertempuran 10 November, Begini Aksinya
Sejarah Pertempuran Surabaya 10 November 1945, Bung Tomo: Merdeka atau Mati--instagram: motion975fm
LINGGAUPOS.CO.ID - Bung Tomo merupakan salah satu tokoh kunci dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, begini aksi heroiknya.
Pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan, menjadi sejarah tak terlupakan bagi para pejuang Indonesia di masa lalu.
Dalam pertempuran 10 November tersebut tidak terlepas dari peran Bung Tomo (Supomo) yang mengobarkan semangat juang arek-arek Surabaya.
Dikutip dari laman Kemdikbud, diketahui bahwa pertempuran 10 November pecah dikarenakan kematian Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinna tentara Inggris di Jawa Timur pada 30 Oktober 1945.
BACA JUGA:3 Pahlawan dari Jambi yang Harus Diketahui, Ini Profil dan Perjuangannya
Lantas, tentara Inggris pun memberikan ultimatum pada rakyat Surabaya untuk menyerah, tapi rakyat Surabaya pantang menyerah dan melakukan perlawanan.
Adapun ultimatum tersebut berisi ancaman bahwa Inggris akan menggempur Surabaya dari darat, laut dan udara apabila orang-orang menaati instruksi Inggris. Instruksi dari tentara Inggris tersebut berisi:
“…semua pemimpin bangsa Indonesia dari semua pihak di Kota Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pada tempat yang telah ditentukan dan membawa bendera Merah Putih dengan diletakkan di atas tanah pada jarak 100 m dari tempat berdiri, lalu mengangkat tangan tanda menyerah.”
Ultimatum atau instruksi tersebut tidak ditaati rakyat Surabaya. Mereka merasa ultimatum itu merupakan penghinaan, sehingga tak dihiraukan.
BACA JUGA:Digunakan Untuk Nama Jalan di Lubuk Linggau, Ini Sejarah Pahlawan Nasional Yos Sudarso
Bung Tomo Dalam Pertempuran 10 November
Peran Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya yang paling tampak di permukaan adalah pembacaan pidato heroiknya melalui siaran radio selama perang.
Suara Bung Tomo yang lantang dan menggelegar berhasil membakar semangat arek-arek Suroboyo ketika menghadapi perlawanan pasukan Sekutu/Inggris.
Bung Tomo kala itu menggunakan siaran radio sebagai media propaganda perjuangan. Melalui pemancar radio milik Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI) itulah Bung Tomo melantangkan pidato yang berapi-api.
BACA JUGA:Profil 4 Pahlawan dari Bengkulu, Begini Perjuangannya untuk Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: