Mengenal Lebih Jauh Sosok RA Kartini, Pahlawan Pejuang Kaum Wanita, Begini Perjalanan Hidupnya

Mengenal Lebih Jauh Sosok RA Kartini, Pahlawan Pejuang Kaum Wanita, Begini Perjalanan Hidupnya

Diperingati Setiap 21 April, ini Sejarah RA Kartini dan Habislah Gelap Terbitlah Terang--Freepik

BACA JUGA:6 Pahlawan Wanita Indonesia Berperan Penting Dalam Kemerdekaan, Patut Dikenang, Begini Perjalanannya

Kartini juga mempunyai saudara yang terkenal sebagai intelektual di bidang bahasa bernama Sosrokartono. Dia kemudian mendapatkan izin untuk bersekolah di ELS (Europese Lagere School) ketika usianya 12 tahun dan belajar bahasa Belanda.

Suatu hari Kartini tertarik dengan bagaimana kemajuan cara berpikir perempuan Eropa. Sejak saat itu, ia mulai mempunyai keinginan untuk memajukan perempuan pribumi yang masih berstatus rendah saat itu.

Kartini juga memperjuangkan hak-hak perempuan, termasuk untuk mendapatkan pendidikan setara dengan laki-laki. Ia juga mendirikan sekolah khusus perempuan yang mengajarkan membaca, menulis, kerajinan tangan, dan memasak di Jepara.

Perjuangan untuk pendidikan perempuan pun akhirnya terus berkembang. RA Kartini menjadi perempuan pertama yang mendirikan perkumpulan dan memajukan pendidikan perempuan.

BACA JUGA:Peringati HBP ke-60, Lapas Narkotika Muara Beliti Gelar Upacara Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Pahlawan

Sampai pada usianya yang ke-24 tahun, RA Kartini menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat yang saat itu menjabat sebagai Bupati Rembang pada 12 November 1903.

Setelah menikah, Kartini pindah ke Rembang bersama suaminya dan melakukan perannya sebagai istri sekaligus guru.

Namun, saat itu aktivitas keseharian RA Kartini mulai terhambat ketika mengandung anak pertamanya, kondisi fisiknya mulai menurun sehingga beberapa kali menderita sakit.

Setelah melahirkan seorang anak laki-laki dengan selamat yang diberi nama Soesalita Djojoadhiningrat, RA Kartini kembali sehat.

BACA JUGA:Dukung Peningkatan Kualitas P2HAM, Lapas Lubuk Linggau Tandatangani MoU Bersama SLB Negeri Lubuk Linggau

Akan tetapi, sayangnya pada 17 September 1904 Kartini wafat dalam usia yang masih sangat muda, 25 tahun.

Meski begitu, semangat dan perjuangannya dalam memajukan perempuan Indonesia masih terasa hingga kini.

Setelah wafat, RA Kartini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno pada 2 Mei 1964 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964.

Presiden Soekarno juga menetapkan hari lahir Kartini 21 April sebagai Hari Kartini untuk menghormati jasa-jasa RA Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita di indonesia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: