Sumatera Selatan Memasuki Musim Kemarau, ini Penjelasan dari BMKG: Ada yang Unik, Tetap Waspada

Sumatera Selatan Memasuki Musim Kemarau, ini Penjelasan dari BMKG: Ada yang Unik, Tetap Waspada

Sumatera Selatan Akan Memasuki Musim Kemarau, Ini Penjelasan dari BMKG: Ada yang Unik, Tetap Waspada--freepik

SUMSEL, LINGGAUPOS.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan menyebutkan sebagian wilayah Sumatera Selatan akan memasuki musim kemarau, namun ada yang unik dari musim ini.

Sumatera Selatan (Sumsel) akan memasuki musim kemarau, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebagian wilayah akan memasuki musim kemarau pada akhir Juni.

Namun, Kepala Stasiun Klimatologi SMB II, Siswanto menyebutkan jika kemarau di Sumatera Selatan cukup unik ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.

“Secara umum pada akhir Juni baru masuk musim kemarau di Sumsel. Musim kemarau di Sumatera Selatan juga termasuk cukup unik, “ ujarnya.

BACA JUGA:Perkuat Sinegritas, Kepala Bapas Kelas II Musi Rawas Utara Kunjungi Kantor Cabang BRI Lubuk Linggau

Keunikan tersebut ialah, meski sudah ada yang memasuki musim kemarau pada desarian pertama dan kedua di bulan Juni 2024.

Namun, karakteristik kemarau di Sumsel tidak serentak memasuki awal musim kemarau. Artinya di setiap wilayah Sumatera Selatan akan bergantian memasuki musim kemarau.

Dikatakannya, musim kemarau terjadi di daerah Sumatera Selatan di bagian pesisir timur seperti di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI), sebagian Musi Banyuasin, Banyuasin dan Ogan Ilir.

Kemudian musim kemarau akan berlanjut ke Sumatera Selatan di bagian tengah yaitu di wilayah Musi Banyuasin, Musi Rawas Utara, sebagian Lahat, Muara Enim, Pali, dan Ogan Komering Ulu (OKU).

BACA JUGA:Lowongan Kerja Terbaru di Kala Senja Lubuk Linggau, Syaratnya Mudah

“Musim kemarau juga akan bergeser lagi ke daerah tinggi Sumsel atau bagian barat yakni Lubuk Linggau, Empat Lawang, sebagain Lahat, Musi Rawas, OKU Selatan dan Pagaralam,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Siswanto menuturkan bahwa meskipun Sumsel akan memasuki musim kemarau namun masyarakat akan menemukan kondisi cuaca di lapangan yang kontradiktif.

Yaitu dimana wilayah Sumsel bagian pesisir timur sudah ditemukan hotspot dan mulai mengalami kekeringan namun di Sumsel bagian tengah dan barat masih ditemukan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan longsor.

Dengan adanya hal tersebut, Siswanto mengatakan kemungkinan kondisi ini akan membuat masyarakat bingung dan bertanya-tanya sebenarnya Sumsel masuk musim apa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: