Mengenal Kopi Kothok Khas Cepu Jawa Tengah, Begini Cara Buat dan Sejarahnya
Mengenal Kopi Kothok Khas Cepu Jawa Tengah, Begini Cara Buat dan Sejarahnya-Tangkap Layar-cookpad @cookingwithfarha
LINGGAUPOS.CO.ID - Mengenal Kopi Kothok khas Cepu Jawa Tengah begini cara buat dan sejarahnya. Yuk disimak informasi lengkapnya. Kopi kothok adalah minuman tradisional Indonesia.
Berbeda dengan kopi tubruk yang dibuat dengan cara menuangkan air panas ke bubuk kopi dan gula, kopi kothok dibuat dengan merebus kopi dan gula secara bersamaan (bukan diaduk di gelas). Kata kothok dalam bahasa Jawa berarti direbus untuk dikentalkan.
Ciri Khas Kopi kothok
Kopi kothok disebut sebagai minuman khas dari Cepu, dan Padangan meski juga dapat ditemukan di bagian pulau Jawa lainnya.
BACA JUGA:Benarkah Kopi Hitam Tanpa Gula Baik untuk Kesehatan? Inilah 10 Manfaatnya, Cek di Sini
Cepu merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Jawa Timur. Kecamatan yang berada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini terkenal sebagai ladang minyak besar di Indonesia.
Obyek wisata di Cepu kian berkembang, tak jarang kini banyak pelancong mampir di daerah yang terkenal akan seni tradisi tari Tayub ini.
Selain itu, Cepu juga memiliki kopi khas yang wajib disruput, yaitu kopi kothok. Kopi kothok sendiri bukanlah nama dari jenis kopi seperti arabika gayo, robusta lampung, ataupun kopi toraja yang terkenal itu, melainkan tentang penyajiannya.
Kopi kothok merupakan sejenis kopi hitam yang dibuat dengan mencampurkan air, gula, dan bubuk kopi.
BACA JUGA:Resep Raisin Coffe Puding Busa in Cup, Cocok untuk Pecinta Kopi, Bisa Dinikmati Anak-anak Juga Lho
Perbandingan bubuk kopi dan gula umumnya adalah sebesar satu banding dua. Jika menghendaki kopi yang lebih pahit, maka perbandingannya menjadi satu banding satu.
Kopi kothok disebut memiliki aroma yang lebih kuat dan tekstur yang lebih kental. Kopi kothok di Blora umumnya disangrai sendiri oleh pemilik warung.
Berbicara kopi kothok, tidak sekedar tentang produk kopinya itu sendiri. Melainkan juga tradisi di masyarakat tentang budaya minum kopi yang sudah mendarah daging, yang seolah-olah mampu menembus sekat sosial yang ada.
Masyarakat membaur bersama di warung kopi untuk tujuan yang sama, yakni menikmati tegukan sensasi kopi kothok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: