MUI Sebuat Bantuan Kemanusiaan Lebih Dibutuhkan Palestina Daripada Aksi Boikot Produk Israel, Simak Penjelasan

MUI Sebuat Bantuan Kemanusiaan Lebih Dibutuhkan Palestina Daripada Aksi Boikot Produk Israel, Simak Penjelasan

Beberapa pakar serta ulama menilai bahwa aksi bantuan kemanusiaan yang nyata lebih dibutuhkan daripada melakukan aksi boikot lewat agresi Israel ke Palestina.--Freepik

LINGGAUPOS.CO.ID – Beberapa pakar serta ulama menilai bahwa aksi bantuan kemanusiaan yang nyata lebih dibutuhkan daripada melakukan aksi boikot lewat agresi Israel ke Palestina.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Senin, 8 April 2024, warga di Jalur Gaza, dan lokasi lain yang terdampak konflik di Palestina ini akan lebih merasakan bantuan secara langsung dibanding aksi boikot.

Hal tersebut juga yang dilakukan di Masjid Istiqlal, Profesor Nasarudin Umar selaku Imam Besar Masjid Istiqlal menjelaskan bahwa perbuatan yang baik yang dilakukan pribadi ataupun institusi yang ingin beri bantuan jangan dihentikan.

"Kami tidak melihat itu. Siapapun yang ingin berbuat baik, baik pribadi atau institusi kami terima," kata Nasarudin Umar di Jakarta.

BACA JUGA:Kabar Duka, Personil Damkar Jakarta Meninggal Dunia Setelah Bertugas di Gedung LBH, Ini Penyebabnya

Sementara itu, Andi YH Djuwaeli selaku Wakil Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (KPEU MUI) menilai bahwa bantuann lebih dibutuhkan oleh warga Palesina daripada ramai-ramai melakukan aksi boikot produk Israel.

Lebih lanjut, ia menyebut publik juga tidak perlu untuk saling menjatuhkan instansi tertantu menyusul gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) yang ramai menggaung.

Ia juga menjelaskan tidak sedikit instansi yang disinyalir telah terafiliasi dengan Israel setelah berbuat banyak kegiatan positif di Indonesia.

"Banyak hal yang masyarakat belum tahu dan hapal tentang perusahaan ini jadi dimaklumi saja," katanya.

BACA JUGA:Lauk Untuk Lebaran Idul 2024, Ini Resep Ayam Pop Khas Padang, Selamat Mencoba

Selain itu juga ia menilai, dengan banyaknya informasi yang tidak jelas atau bahkan menyudutkan yang bertebaran di media sosial.

Yang mana informasi tersebut pada akhirnya bisa memengaruhi cara berpikir seseorang akan suatu hal hingga pada akhirnya larut dalam gerakan BDS.

"Jadi tentang isu yang negatif ini lebih baik kita lawan saja dengan kegiatan yang positif," katanya.

Pegiat ekonomi keumatan tersebut melanjutkan juga bahwa peredaran informasi hoax atau yang disebarkan oleh buzzer di media sosial, ada baiknya untuk tidak perlu dilawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: