Pahami Begini Sejarah dan Makna Idul Fitri, Penting Diketahui Sebagai Seorang Muslim
Pahami Begini Sejarah dan Makna Idul Fitri, Penting Diketahui Sebagai Seorang Muslim--intagram: luarbioskop
LINGGAUPOS.CO.ID- Yuk pahami sejarah dan makna adanya Idul Fitri, sebagai seorang muslim penting untuk diketahui. Dibawah ini selengkapnya.
Tidak terasa bulan suci Ramadan sudah berada di penghujung , sehingga tak lagi umat muslim di seluruh dunia akan melaksanakan salat idul fitri 1445 Hijriah.
Perayaan hari besar umat muslim tersebut atau hari raya idul fitri ini sendiri sebagai bentuk perayaan terhadap kemenangan dalam menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh dibulan Ramadan.
Hari raya idul fitri merupakan salah satu hari raya umat islam yang diperingati setiap tahun pada tanggal satu Syawal, lantas sudahkah kamu tahu bagaimana sejarah dibalik Idul Fitri ? simak ulasan ini hingga akhir untuk memahami sejarah beserta maknanya, ya.
BACA JUGA:Lauk Untuk Lebaran Idul 2024, Ini Resep Ayam Pop Khas Padang, Selamat Mencoba
LINGGAUPOS.CO.ID telah merangkumnya untuk anda, melansir dari Nu Online mengulas tentang sejarah hingga makna Idul Fitri.
Sejarah awal mula idul fitri, yaitu tak terlepas dari dua kejadian besar yang terjadi di masa lalu, yakni peristiwa perang Badar dan hari raya kaum Arab jahiliyah.
Pertama, hari raya Idul Fitri mulai dilakukan pada tahun ke-2 hijriah. Kala itu bertepatan dengan kemenangan kaum muslim dalam perang Badar.
Kemenangan dalam perang Badar inilah menjadi salah satu alasan dibalik perayaan Idul Fitri yang terdapat kisah perjuangan para sahabat dalam meraih kemenangan dan menjayakan islam.
BACA JUGA:4 Tips Membersihkan Rumah Menyambut Lebaran, Dijamin Suasana Bersih dan Nyaman
Sehingga, seusai berhasil memenangkan peperangan itu, secara tidak langsung umat islam merayakan dua kemenangan secara bersamaan, yaitu kemenangan atas dirinya sendiri dalam menunaikan ibadah di bulan Ramadan dan kemenangan ketika perang Badar.
Kedua, sebelum islam hadir, kaum Arab Jahiliyah memiliki dua hari raya yang dirayakan dengan begitu meriah. Selama dua hari itu kaum Arab Jahiliyah akan berpesta pora.
Hal ini sebagaimana yang telah dituliskan oleh Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Risalah Fil Aqaid yang menjelaskan bahwa dua hari tersebut digunakan oleh kaum Arab Jahiliyah untuk berpesta pora, mabuk-mabukan dan menari. Kedua hari itu disebut dengan Nairuz dan Marjaan.
Selanjutnya, setelah Rasulullah SAW memperoleh wahyu mengenai kewajiban puasa Ramadan, akhirnya kedua hari itu diganti menjadi hari yang lebih baik dengan perayaan yang baik pula, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: