Kronologis Lengkap Kapal Meledak Dekat Jembatan Ampera Sungai Musi Palembang, Ternyata Ini Penyebabnya

PALEMBANG, LINGGAUPOS.CO.ID – Insiden Kapal Jukung Bintang Kejora yang meledak dan hanyut melintasi bawah Jembatan Ampera Sungai Musi Kota Palembang menyebabkan 1 korban tewas, 2 kritis dan 1 hilang.

Ledakan terjadi Senin, 1 April 2024 sekira pukul 20.30 WIB itu sempat membuat suasana di pinggiran Sungai Musi mencekam.

Kronologisnya Kapal Jukung Bintang Kejora yang meledak di perairan Sungai Musi Palembang bermula mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBB Apung kawasan Kertapati Kota Palembang.

Setelah mengisi BBM, Kapal Jukung Bintang Kejora masih bersandar dekatt SPBB.

BACA JUGA:Kapal Meledak di Sungai Musi Melintasi Bawah Jembatan Ampera Palembang, 1 Korban Dikabarkan Tewas, 2 Kritis

Dikabarkan Kapal Jukung Bintang Kejora membawa 4 Anak Buah Kapal (ABK), Akolani, Dedi, Krisna, dan Endut.

Kemudian sekitar pukul 20.30 WIB, terdengar suara ledakan di sekitar perairan SPBB Apung.

"Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), kita menemukan percikan api dari kayu dan jangkar yang meledak, hingga kayu dan jangkar tersebut terlempar ke SPBU," jelas Kapolrestabes Palembang Kombes Pol DR Harryo Sugihhartono dikutip dari sumateraekspres.id, Selasa, 2 April 2024.  

Kombes Pol DR Harryo didampingi AKBP Haris Dinzah menambahkan, pihaknya masih melakukan identifikasi untuk mengetahui penyebab pasti dan titik awal ledakan.

BACA JUGA:Usai Meledak, Kapal yang Terbakar di Sungai Musi Hanyut Melintasi Bawah Jembatan Ampera Palembang

Hasil penyelidikan sementara di lapangan, titik awal ledakan terjadi di sisi kanan SPBB yang mengalami kerusakan parah.

Polisi menyimpulkan bahwa sumber ledakan berada di dekat ujung SPBB Apung tempat Kapal Jukung Bintang Kejora mengisi BBM.

Percikan api yang mencapai atap SPBB diduga disebabkan dari Kapal Jukung Bintang Kejora.

“Berdasarkan kondisi di lapangan dan olah TKP yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa ledakan berasal dari Kapal Jukung tersebut," terang Kombes Pol DR Harryo.

Sumber: