Kemendagri Sebut Kepala Daerah dan Forkopimda Lubuk Linggau Harus Sering Turun ke Lapangan, Ini Alasannya

Kemendagri Sebut Kepala Daerah dan Forkopimda Lubuk Linggau Harus Sering Turun ke Lapangan, Ini Alasannya

Kemendagri Sebut Kepala Daerah dan Forkopimda Lubuk Linggau Harus Sering Turun ke Lapangan, Ini Alasannya -Dokumen-Diskominfo Lubuk Linggau

LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.CO.IDKepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) termasuk di Kota Lubuk Linggau diminta sering turun ke lapangan.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apabila terjadi lonjakan harga dan penimbunan bahan pokok, khususnya jelang Lebaran Idul Fitri 1445 H.

Hal tersebut disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Komjen Pol Drs Tomsi Tohir Msi, dalam rapat pengendalian inflasi daerah tahun 2024, Senin, 25 Maret 2024.

Rapat secara zoom meeting ini diikuti seluruh kepala daerah termasuk Penjabat (Pj) Wali Kota Lubuk Linggau, H Trisko Defriyansa di ruang Command Center (CC).

BACA JUGA:Pj Wali Kota Lubuk Linggau dan Elemen Masyarakat Hadiri Doa Bersama Wujudkan Pemilu Damai

Komjen Pol Drs Tomsi Tohir MSi menyampaikan ada 6 upaya konkrit Pemda dalam pengendalian inflasi daerah.

Keenam upaya tersebut adalah mengadakan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar maupun distributor agar tidak menahan ataupun menimbun terhadap barang kebutuhan pokok.

Kemudian kerjasama dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, merealisasikan BTT dan dukungan transportasi dari APBD.

“Pemerintah daerah bersama Forkopimda harus aktif serta turun langsung ke lapangan. Kami ucapkan terima kasih kepada daerah yang telah melakukan upaya konkrit dalam mengatasi inflasi,” ungkapnya.

BACA JUGA:Rahasia Resep Nastar Kurma Istimewa, Sajian Kue Lebaran Idul Fitri 1445 H

Dari pantauan tim Kemendagri sambung Tomsi Tohir, ada daerah yang melaksanakan operasi pasar hanya sebatas seremonial saja.

Oleh karena itu, dia berharap kedepan operasi pasar dilakukan dengan sebenar-benarnya dan dilaksanakan secara berkesinambungan supaya berdampak langsung kepada masyarakat.

Secara umum, produksi jagung mengalami kenaikan, sedangkan impor jagung mengalami penurunan sementara harga jagung terus naik sehingga dapat berdampak terhadap harga ayam dan telur. 

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan kelompok makanan, minuman maupun tembakau pada momentum Ramadhan dan Idul Fitri selalu mengalami inflasi sejak 2021 sampai 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: