Haru, Guru Besar UGM Minta Maaf, Sebab Adiknya Harus Putus Sekolah Demi Dirinya

Haru, Guru Besar UGM Minta Maaf, Sebab Adiknya Harus Putus Sekolah Demi Dirinya

Kisah haru dari perjuangan Prof. Ir. Sarjiya, MT., Ph.D., IPU, yang mana dirinya berhasil menjadi seorang Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM).--Instagram @folkative

LINGGAUPOS.CO.ID – Kisah haru dari perjuangan Prof. Ir. Sarjiya, MT., Ph.D., IPU, yang mana dirinya berhasil menjadi seorang Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Senin, 19 Februari 2024, dosen dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM ini merupakan anak dari seorang pedagang gula dan buruh.

Diketahui, dosen ini merupakan kelahiran Kulon Progo 51 tahun silam ini terlahir dari keluarga yang sederhana di Lendah, Kulonprogo.

Selain itu, ayahnya Pujidiyono merupakan seorang yang bekerja sebagai buruh tobong labor atau pengrajin gamping.

BACA JUGA:Harga Hp Realme di Official Store Februari 2024, Cari Tahu Disini

Sementara sang ibu, Sumirah merupakan seorang pedagang gula jawa yang mana setiap harinya berkeliling menyusuri jalan di kota Yogyakarta untuk menjajakan dagangannya.

“Bapak dan Ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah,” ucapnya dalam pidato saat pengukuhan.

Selain itu, Sarjiya juga bercerita bahwa kedua orang tuanya tidak memiliki kemampuan untuk baca dan tulis sebab tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah.

Walaupun demikian, ayah dan ibu tercintanya tetap gigih untuk menyekolahkan dirinya.

BACA JUGA:Keluarga Hary Tanoe Nyaleg, Tak Ada yang Lolos Jadi DPR: Tak Lagi Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Meski begitu, keputusan tersebut harus mengorbankan pendidikan adik perempuannya.

Pria ini terlihat menyeka air matanya yang mengalir deras, sebagaimana yang terlihat pada unggahan video Instagram @undercover.id. Sarjiya secara khusus meminta maaf kepada sang adik yang bernama Suparsih.

Sebab sang adik rela untuk bekorban tidak melanjutkan sekolah ke bangku SMA demi sang kakak.

“Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang waktu itu terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA, meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah kita berdua secara bersamaan," ucap anak keempat dari lima bersaudara ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: