Anies Kritik Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa, Sebut Hal Itu Justru Akan Mematikan Usaha Masyarakat
Anies Baswedan selaku calon presiden (Capres) nomor urut 1 menyoroti pembangunan infrastruktur yang tidak bersamaan dengan solusi bagi masyarakat.--Instagram @unexplnd
LINGGAUPOS.CO.ID – Anies Baswedan selaku calon presiden (Capres) nomor urut 1 menyoroti pembangunan infrastruktur yang tidak bersamaan dengan solusi bagi masyarakat.
Salah satunya yaitu pembangunan jalan tol Trans Jawa yang berdampak pada pedagangan di Jalur Pantura.
Anies mengkritik dan menyampaikan hal tersebut pada saat acara Sarasehan DPD RI.
Awalnya Panelis bertanya mengenai investasi yang dapat saja tidak memberi hasil yang setimpal di daerah.
"Kalau boleh kita berefleksi ya Pak, kita ini banyak memikirkan rencana yang sifatnya sebagai sebuah strategi itu entrance strategi, jarang sekali kita memikirkan yang namanya exit strategi. Sehingga kita memikirkan bagaimana investasi itu terjadi, bagaimana pembangunan terjadi, tapi jarang sekali kita memikirkan bagaimana nanti ujungnya, exitnya, seperti apa," kata Anies.
Lebih lanjut, Anies menyampaikan pembangunan tol Trans Jawa merupakan dampak bagi Jalur Pantura. Ia menyebut pembangunan tol tersebut membuat Pantura mati.
"Contoh yang paling sederhana Pak, itu dirasakan di Pulau Jawa Pak, namanya Pantura. Pantura itu negara membuat strategi baru namanya membangun jalan bebas hambatan dari barat sampai ke timur. Bagus, bagus, nggak ada pertanyaan soal itu. Itu dibutuhkan supaya sistem logistik kita bisa berjalan dengan efisien," terang Anies.
"Tapi kita melupakan prinsip strategi bagi kawasan Pantura. Ini exitnya bagaimana mereka, yang kita kerjakan dilupakan begitu saja. Pokonya bangun jalan tol, Pantura-nya mati, ya mohon maaf ada perubahan," sambungnya.
BACA JUGA:Dua Pelaku Begal Mahasiswi Unsri Hingga Tewas Berhasil Diringkus Polisi
Anies juga mengatakan lebih lanjut neara tidak boleh mematikan usaha warganya. Oleh sebab itu, apabila AMIN (Anies-Muhaimin) menang, ia mengatakan, hal semacam ini akan dicarikan solusinya.
"Jadi ini yang belum pernah kita kerjakan, ini yang kalau sampai kita mendapat kewenagan Pak, kami akan memikirkan secara serius exit strateginya supaya mereka tidak mati. Berangkat dari mana ini, berangkat dari observasi kami menyaksikan Pantura," ucapnya.
"Pantura, datang Bapak, Pantura, sedih melihatnya, rumah-rumah makan sudah penuh dengan taman rambat karena nggak keurus mati. Jangan sampai kita menuju sesuatu yang baik, tapi meninggalkan residu masalah yang struktural, ini problem struktural," jelasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak menampik apabila proyek itu sangatlah diperlukan guna mempermudah sistem logistik di Pulau Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: