Produk Ekspor UMKM Patut Perhatian, Biaya Logistik dari Asia ke Eropa Naik Tinggi, Berikut Alasannya
Produk ekspor UMKM patut perhatian, biaya logistik dari Asia ke Eropa naik tinggi.--Freepik
LINGGAUPOS.CO.ID – Dengan keberlangsungan produk ekspor produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ke Eropa menjadi terkendala dengan tingginya ongkos logistik.
Disebutkan biaya pengiriman barang dari Asia ke Eropa melonjak hingga mencapai 63 persen, sebagaimana yang disampaikan oleh Indonesian National Shipners Association (INSA).
Seperti yang diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Rabu, 31 Januari 2024. Produk ekspor ke Eropa yang naik tinggi ini perlu solusi konkret agar produk UMKM kembali tembus ke pasar domestik.
La Nyalla Mahmud Mattalitti selaku Ketua DPD RI minta pemerintah pusat mengambil langkah tepat bagi para pelaku UMKM yang sudah berhasil merambah ekspor sehingga mereka tidak terhenti oleh karena kenaikan biaya logistik ini.
"Pemerintah harus mencarikan solusi bagi para pelaku UMKM yang sudah berhasil merambah pasar ekspor. Karena kenaikan biaya logistik ini bisa membuat biaya operasional semakin tinggi dan akhirnya mereka tidak mampu menutup biaya ekspor sehingga memilih menghentikan ekspor," ucap La Nyalla.
Apabila tidak menjadi perhatian bagi pemerintah, La Nyalla menyampaikan kondisi tersebut dapat mengganggu stabilitas perekonomian nasional.
Faktanya pada saat ini penopang ekonomi Indonesia merupakan UMKM. Hingga 90 persen pelaku usaha domestik di Indonesia justru adalah UMKM.
"Jika pemerintah berkomitmen mendorong UMKM agar bisa menguasai pasar ekspor, inilah saatnya pemerintah hadir, sehingga pelaku UMKM tidak terkendala biaya logistik," ujarnya.
BACA JUGA:Beredar Informasi Oknum Camat Nibung Muratara Ditangkap Dalam Kasus Narkoba, Benarkah
Sebagaimana yang sudah diberitakan sebelumnya, Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengatakan konflik yang terjadi di Laut Merah inilah yang membuat tarif logistik pengiriman kapal atau freight cost dari Asia ke Eropa melonjak drastis sekitar 53 persen hingga 63 persen.
Konflik yang terjadi di Laut Merah ini berdampak kepada arus ekspor yang dilakukan pengusaha Indonesia.
Benny Soetrisno selaku Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) mengatakan konflik di Laut Merah berdampak kepada naiknya harga angkut ekspor ke negara-negara tujuan seperti ke negara Mediterania dan Eropa.
Adapun komoditas ekspor antara lain yaitu sport shoes, furniture, pakaian jadi, makanan kering, produk turunan CPO, komponen otomotif dan elektronika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: