Luhut Secara Terbuka Sebut RI Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik Berbasis LFP Bersama China

Luhut Secara Terbuka Sebut RI Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik Berbasis LFP Bersama China

Luhut secara terbuka sebut RI kembangkan baterai kendaraan listrik berbasis LFP bersama China.--Instagram @unexplnd

LINGGAUPOS.CO.ID – Luhut Pandjaitan selaku Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) mengungkapkan pemerintah saat ini ikut mendorong kerja sama untuk pengembangan baterai berbasis besi LFP bersama dengan pabrikan China.

Seperti yang diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Selasa, 30 Januari 2024.

Kerja sama Lithium Ferro Phosphate (LFP) yang disampaikan Luhut menyusul wacana yang disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Tom Lembong.

Yang mana soal tren penurunan harga nikel dunia serta migrasi pabrikan mobil listrik ke Baterai LFP.

BACA JUGA:Wadaw, Sakit Hati Batal Nikah Wanita Ini Teror Mantan Tunangan, Kirim 400 Orderan Fiktif ke Rumahnya

Luhut menyebut Tom Lembong yang mana saat ini juga menjadi Co-Captain Timnas AMIN salah kaprah mengenai strategi hilirisasi nikel menjadi baterai yang saat ini tengah dikerjakan pemerintah.

“Kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan Tiongkok dan lithium baterai kita kembangkan dengan Tiongkok dan lain-lain,” ucap Luhut melalui keterangan video.

Luhut mengatakan saat ini fokus baterai yang dikembangkan Indonesia, nickel mangan cobalt (NMC) sudah dapat didaur ulang atau masuk ke tahap recyle.

Sementara itu, baterai berbasis besi atau LFP belum didaur ulang. 

BACA JUGA:Berani Lepas Handphone Sebulan, Perusahaan Ini Tawarkan Hadiah Rp158 Juta

“Tapi ingat lithium baterai bisa didaur ulang, tapi LFP tidak bisa didaur ulang sampai hari ini,” ucapnya.

Penutup 2023, pemerintah sudah mengamankan komitmen investasi penghiliran nikel menjadi baterai setrum hingga mencapai 4,2 miliar US dollar atau sekitar Rp630 triliun.

Diketahui, total komitmen investasi ini berasal dari LG Enery Solution (Korea Selatan) sebesar 9,8 miliar US dollar.

Kemudian, CATL (China) sebenar 5,2 miliar US dollar, dan Foxconn (Taiwan) sebesar 8 miliar US dollar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: