Produk Mebel dan Kerajinan Nasional Terjadi Penurunan Ekspor Sebesar 28 Persen

Produk Mebel dan Kerajinan Nasional Terjadi Penurunan Ekspor Sebesar 28 Persen

Produk mebel dan kerajikan nasional terjadi penurunan ekspor sebesar 28 persen.--Freepik

LINGGAUPOS.CO.ID – Kinerja industri mebel serta kerajinan nasional dikabarkan terjadi penurunan ekspor sebesar 28 persen pada 2023, sebagaimana yang disampaikan oleh Himpunan Industri mebel dan kerajinan Indonesia (Himki).

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Jumat, 5 Januari 2024.

Diketahui untuk total kinerja ekspor gabungan pada 2022 lalu, Abdul Sobur selaku Ketua Umum Himki mengatakan senilai 2,5 miliar dolar AS turun menjadi 1,8 miliar dolar AS pada 2023, yang mana merosot jadi 28 persen secara akumulasi.

"Hal tersebut karena kondisi geopolitik dan inflasi besar di negara tujuan ekspor," ujarnya.

BACA JUGA:Polisi Berhasil Amankan 17 Orang Rohingya yang Mau ke Malaysia

Sementara, lebih lanjut ia mengatakan, produk dari Indonesia dinilai oleh buyers cukup tinggi atau terlalu mahal dibanding produk dari Malaysia, Vietnam dan termasuk China.

"Sehingga mereka prioritas memilih belanja dari negara tersebut, kecuali untuk produk-produk khas Indonesia yang berbasis kayu solid, eksotis material seperti rotan, craft dan lain-lain, masih merupakan kekuatan kita yang dipilih para buyer," lanjutnya.

Atas kondisi tersebut, ia menambahkan, target ekspor produk mebel dan kerajinan ini yang ditetapkan oleh Himki bersama pemerintah sebesar 5 miliar dolar AS hingga akhir 2024 nanti.

Sepertinya hal tersebut harus dikoreksi dengan beberapa fakta dan data yang tidak mendukung di lapangan.

BACA JUGA:Kalapas dan Jajaran Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Ikuti Apel Awal Tahun Bersama Menkumham RI

Abdul Sobur juga menjelaskan data ekspor mebel per September 2023 tercatat mencapai 1,29 miliar dolar AS turun dari 2021 lalu yang tercatat 1,86 miliar atau turun 30 persen.

Produk ekspor kerajinan pada 2023 tercatat ada sekitar 513 juta dolar AS yang mana turun menjadi 21 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 647 juta dolar AS.

"Dengan basis data tersebut kita bisa prediksi sampai akhir tahun 2023, angka optimis ekspor gabungan mebel dan kerajinan hanya akan mencapai 2,5 miliar dolar AS menurun akumulasi 22," ucapnya.

Abdul Sobur juga mengatakan, kondisi tersebut mengajarkan bagi pelaku industri mebel dan kerajinan yang sudah tergabung dalam HIMKI untuk bisa beradaptasi dengan kondisi ekonomi dan sosial tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: