Berikut Ini Kondisi Bisnis MAP Group, Setelah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Berikut Ini Kondisi Bisnis MAP Group, Setelah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Hasil riset Mirae Asset Sekuritas yang menunjukkan aksi boikot produk yang dianggap mendukung Israel mempengaruhi kinerja dari MAP Group,--Freepik

LINGGAUPOS.CO.ID – Berdasarkan hasil riset Mirae Asset Sekuritas yang menunjukkan aksi boikot produk yang dianggap mendukung Israel mempengaruhi kinerja dari MAP Group, sebab grup ini memegang lisensi berbagai merek Internasional.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Kamis 4 Januari 2024.

Diketahui, aksi boikot ini berdampak pada bisnis MAP Group seperti beberapa gerai seperti Starbucks. 

Sementara itu PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) saat ini belum mengungkapkan hasil kinerja kuartal IV 2023.

BACA JUGA:Catat 3 Hal yang Harus Dihindari Agar Mata Tetap Sehat, Mulai Sekarang Hindari Kebiasaan ini

Menurut informasi dari Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Rut Yesika Simak, menganalisis bahwa pertumbuhan MAP Group relative terbatas dibandingkan dari penjualan 

emiten ritel lain seperti PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) yang tumbuh 13 persen yoy pada Oktober dan November 2023.

“Kami mengantisipasi rangkaian aksi boikot terhadap sebagian toko MAP Group akan terus berlanjut di masa mendatang, kecuali pemerintah mengambil langkah tegas,” tulis Rut dalam risetnya.

Selain itu Rut juga mengatakan, aksi boikot ini dapat menghambat pertumbuhan top-line MAP Group ke depannya. 

BACA JUGA:Mobil Kepala Dinas di OKI Masuk Rawa Tanjung Senai Ogan Ilir, Gegara Tidak Dikasih Jalan Mendahului

Namun Mirae Asset Sekuritas optimistis dengan portofolio dari MAPI yang sudah terdiversifikasi ke dalam 150 merek, MAPI bisa mengantisipasi hambatan-hambatan ini.

“Kami tetap percaya kemampuan MAPI untuk mempertahankan profitabilitas dengan portofolio lebih dari 150 merek, kecuali boikot berlanjut hingga tahun 2024,” terangnya.

“Dampak paling parah ditujukan pada merek-merek yang berkolaborasi dengan MAP Group bisa terjadi, dengan mengkaji konsekuensi berbagai bisnis di negara ini,”lanjutnya.

Dengan berkelanjutannya aksi dari boikot ini sejak Oktober 2023, perilaku konsumen ini sudah terlihat berubah khususnya media sosial seperti Facebook dan TikTok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: