Sejarah Hari Pahlawan yang Diperingati Setiap 10 November, Momen Penting dalam Sejarah Indonesia
![Sejarah Hari Pahlawan yang Diperingati Setiap 10 November, Momen Penting dalam Sejarah Indonesia](https://linggaupos.disway.id/upload/3d64d636ec1b21f83889943cf9edeae7.jpg)
Sejarah Hari Pahlawan yang Diperingati Setiap 10 November, Momen Penting dalam Sejarah--instagram: alivikry
BACA JUGA:Kok Bisa, Nama-Nama Jalan di Belanda Ini Pakai Nama Pulau dan Pahlawan Indonesia, Berikut Buktinya
Pada tanggal 29 Oktober 1945, Bung Karno, Bung Hatta, dan Amir Syarifuddin datang ke Surabaya untuk mendamaikan perselisihan itu.
Akhirnya perdamaian berhasil dicapai dan kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata serta menjaga keamanan di Surabaya dan sekitarnya.
Meskipun begitu, ternyata setelah Soekarno, Hatta, dan Amir Syarifuddin kembali ke Jakarta, masih terjadi pertempuran di beberapa tempat.
Salah satunya, pada 30 Oktober 1945, di gedung Internatio masih terjadi kontak senjata. Gedung tersebut diduduki oleh tentara Inggris, sementara, arek-arek Surabaya mengepung gedung itu dan menuntut agar gedung itu dikosongkan.
BACA JUGA:Mengenal 7 Sosok Pahlawan Revolusi saat Peristiwa G30S PKI 1965
Pada hari yang sama, para anggota Biro dengan beberapa mobil menuju gedung tersebut, yang di salah satunya ada Mallaby, dan kira-kira pukul 20.30, mobil tersebut yang ditumpangi Mallaby meledak dan mengakibatkan Mallaby tewas.
Dengan demikian, tewasnya Mallaby telah memancing amarah pasukan Inggris. Pada tanggal 9 November 1945, Mayjen E.C Mansergh, sebagai pengganti Mallaby mengeluarkan ultimatum bagi pasukan Indonesia untuk menyerah.
Jika tidak ditepati, pihak inggris mengancam akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara dengan instruksi sebagai berikut;
“Semua pemimpin bangsa Indonesia dari semua pihak di kota Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pada tempat yang telah ditentukan di atas tanah pada jarak 100 m dari tempat berdiri, lalu mengangkat tangan tanda menyerah”
BACA JUGA:Kok Bisa, Nama-Nama Jalan di Belanda Ini Pakai Nama Pulau dan Pahlawan Indonesia, Berikut Buktinya
Sementara itu, Komandan pertahanan Kota, Sungkono, pada 9 November 1945 pukul 17.00 mengundang seluruh unsur kekuatan rakyat, yang terdiri dari Komandan TKR, PRI, BBI, BPRI, Polisi Istimewa, Tentara Pelajar, PTKR, dan TKR Laut untuk berkumpul dan menyusun strategi pertahanan.
Kemudian hasilnya ialah, kota Surabaya dibagi dalam 3 sektor pertahanan, yaitu sektor barat, tengah dan timur.
Sutomo atau yang dikenal akrab dengan Bung Tomo saat itu telah mendirikan Radio Pemberontakan untuk mengobarkan semangat juang arek-arek Surabaya. Bung Tomo membangkitkan kekuatan rakyat melalui pidato-pidatonya agar tidak menyerah pada sekutu.
10 November 1945
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: