Sejarah Sungai Kelingi, Lintasi Rejang Lebong, Lubuklinggau dan Musi Rawas, Jalur Perdagangan Rempah
Sungai Kelingi konon menjadi jalur perdagangan remlah-dokumen-linggaupo.co.id
MUSI RAWAS, LINGGAUPOS.CO.ID - Sejarah Sungai Kelingi, Lintasi Rejang Lebong, Lubuklinggau dan MUSI RAWAS, Jalur Perdagangan Rempah.
Selain menjadi jalur perdagangan rempah-rempah, Sungai Kelingi konon juga dikenal menjadi jalur perlintasan perampok atau bajak laut.
Saat ini keberadaan Sungai Kelingi sangat membantu pertanian di wilayah Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas.
Yakni dengan dibangunnya Bendung Wartervang untuk mengairi lahan pertanian sawah milik warga.
BACA JUGA:10 Golongan yang Tidak Boleh Ikut CPNS, Tidak Ada Harapan untuk Bisa Daftar 2023, ini Rinciannya
Bendung Watervang dibangun pada tahun 1941 oleh pemerintah Belanda.
Keberadaan Bendung Watervang yang membendung Sungai Kelingi dialirkan ke Irigasi sangat membantu petani baik di Kota Lubuklinggau maupun Kabupaten Musi Rawas.
Kisah asal-usul nama Sungai Kelingi berkelok-kelok melintasi Kabupaten Rejang Lebong, Lubuklinggau, dan Musi Rawas, telah menarik perhatian masyarakat.
Konon terdapat dokumen kuno Tiongkok mencatat sejarah asal-usul nama sungai di wilayah Sumatera Selatan, termasuk Sungai Musi dan Sungai Kelingi.
BACA JUGA:Kisah Bujang Tua Mencari Jodoh di Musi Rawas, Beranyot di Sungai Kekingi, Dapat Gelar Tuah Negeri,
Kronik kuno ini merupakan tulisan seorang budayawan dari Dinasti Tang pada abad ke-9 yang pernah singgah ke wilayah Sriwijaya.
Dokumen ini mencatat asal-usul nama Sungai Musi dan Sungai Kelingi yang melintasi wilayah Rejang Lebong, Lubuklinggau dan Musi Rawas.
Menurut beberapa penelitian, penamaan Sungai Kelingi terkait dengan ekspedisi perdagangan rempah-rempah dari Tiongkok.
Ada yang menyebutnya sebagai pedagang, ada pula yang menyebutnya sebagai perompak atau bajak laut yang datang melalui jalur laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: