Kisah Sedih, Dibalik Lomba Bidar Tradisional di Palembang, Ada Sejarahnya

PALEMBANG, LINGGAUPOS.CO.ID – Ternyata ada kisah sedih dibalik Lomba Bidar Tradisional di PALEMBANG. Juga diketahui ada sejarahnya.

Setiap tahunnya saat memperingati 17 Agustus selalu diadakan Lomba Bidar tradisional di Palembang.

Terlebih lomba bidar ini sudah masuk menjadi TOP 10 di Calender Of Charming Events 2023. Sehingga lomba bidar dan perahu hias di kota Palembang kembali digelar tahun ini.

Hiburan yang sudah menjadi tradisi tahunan masyarakat dalam merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.

BACA JUGA:Apa Lagu yang Bakal Dinyanyikan Putri Ariani di Istana Merdeka Saat 17 Agustus, Simak Bocorannya

Berdasarkan cerita rakyat lomba perahu bidar diawali oleh perlombaan bidar antaranya dua pangeran Palembang dengan seorang pemuda dari uluan.

Pertandingan bidar ini dipicu oleh perebutan seorang gadis bernama Dayang Merindu. Di akhir pertandingan, kedua pemuda tewas karena sama-sama kelelahan.

Sementara sang Puteri Dayang Merindu dikisahkan bunuh diri, karena tidak sanggup menahan kesedihan.

Sementara pada dokumentasi sejarah, perlombaan perahu bidar telah diselenggarakan pada sekitar tahun 1898, saat perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina.

BACA JUGA:Wajib Tahu, ini Sejarah Singkat Terbentuknya Paskibraka Indonesia

Ada cerita menyatakan bahwa dahulu para peserta lomba bidar menganggap Prasasti Kedudukan Bukit adalah batu bertulis yang keramat.

Oleh karena itu, para peserta lomba bidar selalu mengunjungi prasasti kedudukan bukit sebelum perlombaan dimulai.

Mereka meyakini akan dapat mendapat kekuatan gaib sehingga dapat memenangkan perlombaan jika mereka berkunjung ke prasasti Sriwijaya yang ditemukan di tepian sungai kedudukan Bukit tersebut.

Sebagaimana dikutip LINGGAUPOS.CO.ID dari informasi Dinas Pariwisata Kota Palembang akan kembali mengadakan event tahunan tersebut.

Sumber: