Ketahui, ini Enam Tokoh Pendidikan Indonesia dan Perjuangannya

Ketahui, ini Enam Tokoh Pendidikan Indonesia dan Perjuangannya

Enam Tokoh Pendidikan Indonesia dan Perjuangannya --

LINGGAUPOS.CO.ID - Indonesia banyak memiliki banyak tokoh dan pemikir yang menjadikan bangsa ini besar dan disegani banyak pihak.

Salah satunya yakni tokoh pendidikan dengan segala pandangan dan pemikirannya yang diwariskan hingga saat ini.

Saat ini, dunia pendidikan di Indonesia tentu tidak terlepas dari orang-orang yang peduli akan pendidikan anak bangsa.

Lalu, siapa saja tokoh pendidikan yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia?

BACA JUGA:Lawan Jerawat dengan Perawatan Murah Promo 8.8 Blibli

Berikut ada enam tokoh pendidikan, dihimpun dari laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kemdikbud dan sumber lainnya.

1. Ki Hajar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889. Ia adalah anak dari GPH Soerjaningrat, yang merupakan cucu dari Pakualam III.

Ki Hajar Dewantara dikenal berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu. Pasalnya, bangku pendidikan kala itu hanya bagi anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya.

BACA JUGA:Waspada, Gunung Api Dempo Erupsi, Warga Diminta Tidak Beraktivitas dalam Radius 1 Kilometer

Kritiknya terhadap pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda. Saat kembali ke Indonesia, ia mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa.

Atas jasanya, namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan Rp20 ribu tahun emisi 1998.

Nama Ki Hajar Dewantara juga dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).

2. RA. Kartini

BACA JUGA:Petugas Terapi RS AR Bunda Tolak Pasien BPJS Kesehatan, Harus Pakai Umum, Berikut Kronologisnya

Raden Adjeng Kartini Djojo Adhiningrat atau RA Kartini lahir di Jepara, pada 21 April 1879. Ia berasal dari keluarga bangsawan, ayahnya RM Sosroningrat adalah guru agama di Kota Jepara.

Berasal dari keluarga bangsawan membuatnya memperoleh pendidikan di sekolah bernama ELS (Europa Lagre School) setingkat SD, sampai usia 12 tahun.

Kartini dikenal sebagai pejuang emansipasi di Indonesia yang memperjuangkan hak-hak wanita. Ia berhasil mengantarkan wanita Indonesia menjadi lebih berperan, khususnya dalam hal pemerataan pendidikan.

3. Ahmad Dahlan

BACA JUGA:Bejat! Istri Jadi TKI ke Malaysia, Suami Gauli Anak Tiri Berstatus Janda Muda

Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar.

Sementara ibu dari Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.

Kyai Haji Ahmad Dahlan adalah pendiri organisasi Muhammadiyah. Organisasi ini hadir untuk menciptakan pembaharuan Islam di bidang pendidikan. Ia merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme.

4. Dewi Sartika

BACA JUGA:Habitat Ikan Semah yang Harga Per Ekornya Rp6 Juta, Berada di Perbatasan 2 Negara, Punya Nama Lain Wang Puliau

Raden Dewi Sartika dilahirkan di Bandung, 4 Desember 1884. Ayahnya adalah Raden Somanagara seorang patih yang berkedudukan di Bandung, sedangkan ibunya bernama Raden Ayu Radjapermas.

Suasana Kota Bandung saat Raden Dewi Sartika lahir dan dibesarkan masih feudal-kolonial. Dewi Sartika mulai membuka Sekolah Istri, yakni sekolah perempuan pertama di Priangan (Bandung), bahkan yang pertama di Indonesia.

Sekolah tersebut mengambil tempat di ruangan persidangan kabupaten sebelah barat. Pada tahun 1905, karena kekurangan ruangan maka Sakola Istri dipindahkan ke suatu tempat di luar halaman kabupaten, yakni di jalan yang kemudian bernama Djalan Raden Dewi.

5. Soetomo

BACA JUGA:Buat Bangga, Siswi MAN 1 Lubuklinggau Ikuti Jambore Pramuka Dunia 2023

Soetomo terlahir dengan nama asli Soebroto, pada 30 Juli 1888 di desa Ngepeh, Jawa Timur. Ia bersekolah di School tot Opleding van Indische Artsen (STOVIA) yakni sebuah sekolah pendidikan dokter Hindia.

Pada 20 Mei 1908, Soetomo mendirikan organisasi Boedi Oetomo. Tirto Koesumo terpilih menjadi ketua Boedi Oetomo yang pertama berdasarkan hasil kongres pertama Boedi Oetomo yang dilaksanakan pada 3-5 Oktober 1908.

Selain Soetomo, di Boedi Oetomo juga bergabung Suewardi Soerjaningrat, Saleh, Gumbreg, dan lain-lain yang turut membantu Goenawan dan Soeradji.

6. Hasyim Asy'ari

BACA JUGA:Mengenal Ikan Semah, Enak Dipepes, Harga Per Ekor Rp6 Juta

Hasyim Asy'ari lahir pada 10 April 1875, di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Beliau merupakan pendiri Nahdhatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia serta putra dari Kyai Asy'ari.

Sementara ibunda beliau bernama Halimah, memiliki silsilah keturunan dari Raja Brawijaya VI, yang dikenal dengan Lembung Peteng.

Hasyim Asy'ari juga mendirikan pondok pesantren di Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di tanah Jawa pada abad ke-20. Pesantren Tebuireng menjadi pusat pembaruan bagi pengajaran Islam Tradisional di tahun 1900-an.

Dalam pesantren tersebut bukan hanya ilmu agama yang diajarkan, tetapi juga pengetahuan umum ikut mengiringi pengajaran agama Islam. Para santri belajar membaca huruf latin, menulis dan membaca buku-buku yang berisi pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.(*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: