Keunikan Situs Megalitik Tutari, Berada di Atas Bukit, Berikut Asal Usul Namanya
Situs Megalitik Tutari berada di atas bukit di Kabupaten Jayapura Papua.-Dokumen-indonesia.go.id
JAYAPURA, LINGGAUPOS.CO.ID – Namanya Situs Megalitik Tutari. Nama Tutari merupakan sebuah kawasan cagar budaya berbentuk situs megalitik berada di atas bukit berketinggian antara 150-200 meter di atas permukaan laut.
Letaknya di Kampung Doyo Lama yang permukimannya dibangun berbaris rapi mengikuti alur tepian Danau Sentani Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Ujungnya adalah sebuah tanjung yang kerap disebut sebagai Bukit Teletubbies.
Situs ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dilihat dari temuan tinggalan-tinggalan arkeologi di dalamnya yang cukup lengkap.
Ada temuan lukisan pada bongkahan-bongkahan batu tersebar hampir di semua permukaan situs.
BACA JUGA:JKN Mendadak Tidak Aktif! Begini Penjelasan BPJS Kesehatan Lubuklinggau
Ada pula beberapa buah susunan batu temugelang, batu berjajar, batu-batu berlukis, dan kelompok menhir.
Mereka semua yang tersebar hingga ke puncak bukit tersembul di antara tingginya ilalang, semak belukar, serta pohon-pohon kayu putih (Melaleuca cajuputi).
Situs ini dapat dijangkau dengan berkendara sejauh 7 kilometer selama 20 menit dari Bandar Udara Sentani atau sekitar satu jam berkendara berjarak 42 km dari pusat kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua.
Di tempat ini kita dapat menyaksikan warisan budaya manusia bernilai sejarah tinggi dari masa prasejarah Papua.
Dikutip dari indonesia.go.id, pada masa lalu, lokasi itu dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan religius bagi masyarakat Tutari, salah satu suku di barat Danau Sentani.
Berdasarkan penuturan para tokoh masyarakat Doyo Lama, suku Tutari pernah ada sekitar 6000 tahun lampau di sebuah perkampungan bernama Tutari Yoku Tamaiyoku.
Namun, mereka akhirnya punah ketika terlibat perang antar suku untuk memperebutkan wilayah dengan Ebe, suku yang berasal dari wilayah Pulau Yonoqom atau Yonahang.
Suku Ebe membumihangus seluruh isi dan masyarakat Tutari hingga nyaris tidak menyisakan apa pun. Kecuali tempat pemujaan berbentuk bongkahan batu dan menhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: