Puluhan Kerbau di Muratara Mati Mendadak, ini Penyebab dan Cara Mengobatinya
Petugas saat mengecek kerbau yang mati mendadak di Muratara--
MURATARA, LINGGAUPOS.CO.ID – Puluhan kerbau di Kabupaten Musi Rawas Utara (MURATARA) mati mendadak. Peristiwa ini diketahui pada akhir Idul Fitri 1444 H.
Diperkirakan mati mendadaknya kerbau di Muratara ini, disebabkan terinfeksi virus yang disebarkan oleh hewan ternak yang masuk ke Muratara dari luar daerah.
Terkait peristiwa ini, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, sudah menganalisis penyebab matinya puluhan kerbau tersebut.
Diketahui, bahwa kerbau yang mati karena diserang virus tersebut adalah Septicaemia Epizootica (SE).
BACA JUGA:Ambulans di Muratara Kecelakaan, Pasien 109 Tahun Meninggal Dunia
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Ade Miri melalui Kabid Keswan, Andi mengungkapkan, bahwa SE merupakan penyakit yang sering menyerang hewan/ternak ruminansia khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal.
Dijelaskan Andi, masyarakat lokal sering menyebutnya sebagai penyakit sapi ngorok. Penyakit ini sering terjadi terutama saat musim hujan.
Jika hewan ternak besar kaki empat, seperti sapi dan kerbau terkena virus ini. Bisa mengakibatkan kematian dalam waktu singkat yakni 6-10 jam, terutama bagi hewan ternak yang belum di vaksin SE.
“Penularan penyakit ini sangat cepat, dan bisa mengakibatkan kematian mendadak terhadap hewan ternak. Dengan gejala, hidung berlendir, pembengkakan kelenjar leher, suhu badan tinggi, dan hewan terlihat lebih murung tidak mau makan,” jelasnya, dikutip LINGGAUPOS.CO.ID dari sumaterakepres.id, Minggu 21 Mei 2023.
BACA JUGA:Disayangkan, Saat Idul Fitri Warga Justru Rusak RSUD Rupit
Menurutnya, awalnya virus ini terdeteksi masuk ke wilayah Muratara, setelah lebaran idul Fitri 1444 hijriyah.
Berdasarkan penelusuran dan investigasi oleh tim Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara. Saat lebaran banyak terjadi mobilisasi hewan ternak asal luar daerah yang masuk ke Muratara.
“Ada yang dijadikan hewan qurban, daging potong dan dijual di tengah masyarakat kita. Mungkin penjual sudah tahu itu hewan sakit dari luar, mereka beli murah dan dijual di Muratara,” bebernya.
Dari mobilisasi hewan sakit dari luar daerah yang masuk ke Muratara, menyisakan sejumlah virus yang menular ke sejumlah hewan ternak asal lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: sumateraekspres.bacakoran.co