Mengapa Saat Puasa Suhu Udara di Sumatera Selatan Terasa Panas, ini Penjelaskan BMKG

Mengapa Saat Puasa Suhu Udara di Sumatera Selatan Terasa Panas, ini Penjelaskan BMKG

Ilustrasi suhu panas-Medi2Go-Pixabay

PALEMBANG, LINGGAUPOS.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa suhu udara di Sumatera Selatan menuju puncak terpanas, pada April 2023.

Karena itulah, mengapa beberapa hari terakhir saat siang hari, suhu udara di Sumatera Selatan terasa panas.

Berkaitan itu juga, BMKG mengimbau kepada umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa, untuk mempersiapan diri, agar tidak mengalami gangguan kesehatan saat berpuasa.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis dalam pers rilis yang diterima LINGGAUPOS.CO.ID, Rabu 5 April 2023, menjelaskan di Sumsel ada dua pola puncak suhu.

BACA JUGA:Ibu yang Labrak Perempuan di Bakso Len Mengaku Salah Paham, Video Klarifikasi Beredar

“Pola Suhu di Sumatera Selatan memiliki dua puncak yaitu pada Mei dan Oktober. Pada Oktober merupakan terpanas dari kedua puncak tersebut,” jelasnya.

April 2023 ini, suhu udara di Sumsel, dijelaskan Wandayantolis telah menunjukkan tren peningkatan berkisar  24°- 33°C, hingga maksimumnya di bulan Mei.

Hal ini berkaitan dengan gerak semu tahunan matahari yang baru saja melewati titik kulminasi utama di Sumsel pada sekitar 13 Maret 2023.

Suhu maksimum tidak terjadi tepat saat matahari berada pada kulminasi utama tetapi setelahnya.

BACA JUGA:Video Viral di Bakso Len Lubuklinggau, Diisukan Istri Sah dan Anak Labrak Pelakor

Daratan dan badan air memerlukan waktu untuk melepaskan panas yang telah diserapnya saat energi matahari maksimum sampai ke permukaan bumi pada saat kulminasi terjadi.

Perkembangan kondisi iklim saat ini wilayah Sumsel masih terdapat kejadian hujan dengan Hari Tanpa Hujan berkisar 1-5 hari.

Ini menyebabkan tingkat kelembapan relatif masih cukup tinggi. Dampaknya adalah suhu udara yang dirasakan masyarakat akan lebih panas dari seharusnya.

Pada saat kelembaban relatif udara tinggi, artinya udara memiliki kadar air yang tinggi. Dampaknya proses penguapan keringat akan melambat.

BACA JUGA:Muhammadiyah Idul Fitri 1444 H Lebih Dahulu, Haedar Nashir Berikan Penjelasan

Maka kita akan merasakan suhu udara akan menjadi lebih panas dibanding suhu udara sebenarnya.

Berkenaan saat ini umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa, kiranya dapat mengantisipasi tren kenaikan suhu udara ini agar ibadahnya tetap berjalan lancar.

“Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain, menghindari aktivitas yang terlalu lama terpapar sengatan matahari,” jelasnya.

Juga, menjaga sirkulasi udara dalam ruangan berjalan dengan baik sehingga udara panas dalam ruangan bisa terbuang keluar. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bmkg.go.id