Mainan Lawas yang Kembali Viral, Ini Sejarah Lato-lato

Mainan Lawas yang Kembali Viral, Ini Sejarah Lato-lato

Ilustrasi Lato-lato-Twitter/@potatoo_garlic---

BACA JUGA:Ustadz Raji: Semoga Keputusan Kapolda Sumatera Selatan Soal Organ Tunggal Remix Diikuti

Untuk harga jual lato-lato sendiri juga tidak menentu, bisa naik atau turun. Menurut Eliana, harga lato-lato tergantung dari pabrik tempat ia membeli yang berada di daerah Jawa. "Yang pastinya kena ongkirnya mahal karena kan terhitung kiloan. Itu (lato-lato) mahal juga karena terhitung ongkirnya," ujarnya.

Elina tidak mengungkapkan berapa omzet dari penjualan lato-lato saja, namun jika dihitung berdasarkan harga satu lusin lato-lato Rp 60.000 dan Eliana dapat menjual hingga 5 karung berisi 600 pasang lato-lato, maka omzet dalam sehari dapat diasumsikan sebesar Rp 15.000.000. 

Yuk simak sejarah lato-lato

Meski sudah populer di Indonesia sejak 30 tahun lalu, namun ternyata, lato-lato bukanlah permainan asli Indonesia. Lato-lato diperkirakan berasal dari Eropa dan Amerika Serikat.  

BACA JUGA:Ini Rekomendasi Kado Tahun Baru Imlek 2023 yang Cocok untuk Keluarga

Diperkirakan lato-lato muncul pada akhir 1960-an. Permainan ini pun semakin populer pada awal 1970-an.

Di Eropa, lato-lato sering disebut clackers, click-clacks, knockers, ker-bangers dan clankers. Sedangkan di Amerika Serikat, selain clackers ball, ada juga yang menyebutnya Newton's yo yo.

Tidak sampai di situ, ternyata permainan lato-lato ini sempat dilarang dan ditarik peredarannya oleh Food and Drug Administration (FDA) di tahun 1966. 

Alasannya karena sempat terjadi kasus di mana ada retakan lato-lato yang pecah dan mengenai anak-anak yang sedang memainkannya.  

BACA JUGA:Kabar Duka, Bendahara PDI Perjuangan Muratara Romadhon Taufik Meninggal Dunia

FDA sendiri sebetulnya adalah lembaga yang mengatur mengenai obat dan makanan, namun ia memiliki kewenangan untuk melindungi orang-orang dari permainan bahaya yang mengandung bahan kimia, mudah terbakar maupun radioaktivitas.

Tiga tahun kemudian kewenangan mengenai bahaya permainan diawasi langsung di bawah naungan Child Protection and Toy Safety.

Kaitan dengan Homo Ludens 

Mengenai fenomena lato-lato, dosen program studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair) Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari berpendapat bahwa manusia berperan sebagai homo ludens atau mahkluk yang suka bermain selalu memiliki permainan tren di setiap eranya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id