Tertarik Membuat Batik Durian, Ayo Ikuti Pelatihan ini
Batik Durian Lubuklinggau.--
LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.CO.ID - Guna menambah pengrajin batik durian di Lubuklinggau, Ketua Dekranasda Kota Lubuklinggau sekaligus penggagas Batik Durian Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana menegaskan jika pihaknya menggelar pelatihan membatik.
Rina sapaan akrabnya ini mengaku, sejak berhasil mempromosikan Batik Durian ke Milan Fashion Week terjadi peningkatan baik untuk pengrajin maupun kapasitas produksi mereka.
"Dulu produksi kita hanya 150 potong perbulan, sekarang bisa 350 potong perbulan. Dan saat ini kita ada tiga sentra dan setiap sentra kapasitas produksi terus bertambah," ungkapnya.
Untuk itu, kini tugasnya lebih ke bagaimana meningkatkan minat pengrajin di Lubuklinggau.
BACA JUGA:Menjaga Kesehatan Jantung dengan Rutin Konsumsi 5 Sayuran Ini
Ia mengaku sejak dua bulan terakhir terus melaksanakan kelas belajar membatik di sentra batik. Karena diluar program pemerintah, mereka yang berminat hanya membayar menggantikan kain dan pewarna serta lilin.
"Ini dilakukan, sebagai strategi agar lebih banyak pengrajin, makanya kita menyasar calon pengrajin pemula," jelasnya.
Diawal November ini mereka juga kembali melaksanakan pelatihan batik untuk 50 -60 pengrajin yang ada saat ini. Dibagi dua kelas. 20 sampai 30 orang mengikuti pelatihan dasar dan 25 sampai 30 orang lagi unruk kelas mahir. Dari tiga kelompok sama yang pemula, masing-masing dua orang diikutkan pelatihan langsung bersama Ketua Yayasan Batik, Komarudin yang sudah hadir ke Lubuklinggau.
Rina mengakui, produksi batik mereka masih jauh dari permintaan.
BACA JUGA:Harta Kekayaan Tito Karnavia Disita, Begini Penjelasan KPK
"Kita sudah didesak oleh pasar untuk penjuaan online tapi kita belum mampu. Off line saja kita harus bersusah payah untuk memenuhi permintaan. Tapi penjualan online pasti akan kita sasar.
Ia pun menambahkan, jika setelah Milan Fashion Week Batik Durian juga berpeluang besar dan berpotensi tampil di Paris Fashion Week. Hanya saja diakuinya, itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Kalau mimpi lainnya untuk batik durian, saya rasa gak ada karena saat ini pun sudah lebih dari apa yang saya impikan. Hanya saja kedepan, saya ingin keluarkan brand saya sendiri, Batik brand Rina Prana," tambahnya.
Wahyudin dan Teguh, pelajar SMKN 4 Lubuklinggau menjasi peserta pelatihan membatik pemula. Mereka mengaku antusias mengikuti pelatihan ini karena tertarik dengan batik durian.
BACA JUGA:Perhatikan Sebelum Membeli! Simak 6 Bahan Pasta Gigi Ini Diklaim Berbahaya Bagi Tubuh
"Batik kan khas kita ya. Ketika daerah kita (Lubuklinggau, red) punya batik sendiri kita sangat bangga. Makanya pas ada pelatihan, tertarik ikut. Kebetulan disekolah kita ada ekskul PKWU (Pelatihan Kewirausahaan)," ungkap Wahyudin, sambil mengecap kain putih dengan motif durian.
Ada 30 orang yang ikut pelatihan yang dilaksanakan selama lima hari ini.
"Untuk pelajar selain kita ada juga dari SMKN 2 Lubuklinggau. Dari hari pertama pelatihan, kita teori langsung praktek. Kita praktek cap batik, abstrak, menggunakan pewarna alami dan teknik batik lainnya. Ada juga menulis dan sebagainya," jelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian pagi linggau pos