Ini Kiat yang Dilakukan Jika Anak Terlanjur Minum Obat yang Tercemar Etilen Glikol

Ini Kiat yang Dilakukan Jika Anak Terlanjur Minum Obat yang Tercemar Etilen Glikol

Daftar 5 Obat Sirup yang Berbahaya, Sudah Ditarik BPOM---Pinterest--

JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) bersama BPOM menghentikan sementara semua prdouk obat berbentuk sirup.

Belakangan ini publik dihebohkan dengan fenomena gagal ginjal misterius yang menyerang anak-anak.

 

Tidak tanggung-tanggung, kasus kematian dari penyakit ini mencapai 50 persen. 

 

Hal itu terkait dengan kandungan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) dalam obat sirup yang beredar di pasaran. 

BACA JUGA:Waspadai, Minum Paracetamol Berlebihan Berisiko Sebabkan Kerusakan Hati dan Ginjal

 

BPOM bahkan telah mengumumkan daftar obat tercemar dan menarik produksinya dari pasaran.

 

Fenomena ini tentu membuat banyak orang tua khawatir.

 

Apalagi, kebanyakan merek terkenal yang menjadi andalan saat si kecil sakit ternyata mengandung zat berbahaya.

 

Lantas, bagaimana jika anak sudah terlanjur minum obat yang tercemar etilen glikol atau dietilen glikol?

BACA JUGA:19 Perusahaan Farmasi Klaim Produknya Bebas Etilen Glicol dan Dietilen Glicol

 

Kemenkes, melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat telah memberi tahu kiat-kita yang harus dilakukan, yakni sebagai berikut. 

 

Anak Terlanjur Minum Obat Tercemar EG dan EDG? Begini Kiat yang Harus Dilakukan Kata Kemenkes

 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dr Siti Nadia Tarmizi menilai anak yang telanjur meminum lima obat larangan BPOM usai tercemar etilen glikol, tak perlu langsung dibawa ke rumah sakit. 

 

Pasalnya, kondisi anak dinyatakan aman selama frekuensi buang air kecil (BAK) dalam kondisi normal.

BACA JUGA:Mengapa Etilen Glikol dan Dietilon Glikol di Dalam Obat Sirup Berbahaya, Ternyata Mengerikan

 

"Kalau tidak ada gejala buang air kecil (BAK) yang berkurang atau tidak ada sama sekali BAK tidak perlu," demikian penegasan dr Nadia.

 

Pemeriksaan disebutnya diperlukan saat muncul gejala signifikan pada anak khususnya kebiasaan pipis mereka.

 

"Tidak perlu ya (pemeriksaan ureum dan kreatinin) kan ini penyakitnya akut, yang penting dimonitor frekuensi dan jumlah urine-nya. Kalau sudah tidak minum obatnya, ginjal masih bisa memfiltrasi sesuai fungsinya," lanjut dr Nadia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: