Perang Tak Hanya di Darat, Laut dan Udara, Juga Berseteru di Medsos

Perang Tak Hanya di Darat, Laut dan Udara, Juga Berseteru di Medsos

 

LINGGAUPOS.CO.ID – Budi bertemu dengan Wali Kota Odessa Gennady Trukhanov, Rabu, 22 Juni 2022. Bahkan ia satu mobil dengan sang Wali Kota, ditemani wartawan perang asal Inggris, Allan Duncan, dan seorang penerjemah, Katya.

 

Wawancara dengan Trukhanov direkam melalui smartphone Budi. Suaranya tak begitu jelas, karena tenggelam dengan suara mesin mobil yang melaju kencang.

 

Allan sang pakar ISIS itu duduk di sebelah sang wali kota. Sedangkan Budi ada di kursi belakang. Mereka berbagi tugas, Allan yang bertanya, Budi memotret. Sedangkan Katya menjadi penerjemah mereka.


Wali Kota Odessa: Gennadiy Trukhanov yang berada satu mobil dengan Bud Wichers, Rabu, 22 Juni 2022.-Bud Wichers/Harian Disway-

“Kebohongan itu muncul bahkan dari berita official Rusia,” keluh Trukhanov membuka pembicaraan. Perang tak hanya di darat, laut dan udara. Kedua negara juga berseteru di medsos.

 

Klaim Rusia selalu dibantah Ukraina. Begitu pula sebaliknya. Setelah membombardir sebuah kota, Rusia selalu menyatakan mereka telah menghancurkan pangkalan militer Ukraina.

 

Sedangkan Ukraina selalu melawannya dengan berita bahwa serangan itu memakan korban sipil dan anak-anak.

 

“Aku baru saja mengunjungi sebuah wilayah yang dibombardir. Rudal Rusia menewaskan 8 orang, termasuk bayi yang masih kecil,” kata wali kota kelahiran 17 Januari 1965 itu.

 

“Rusia menulis mereka telah menghancurkan objek militer,” lanjut Trukhanov.


Wali Kota Odessa Gennadiy Trukhanov mendengarkan kisah dari warganya.-Bud Wichers/Harian Disway-
Wali Kota Odessa Gennadiy Trukhanov mendengarkan kisah dari warganya.-Bud Wichers/Harian Disway-

 

Ia kaget saat membaca pernyataan resmi Rusia itu. Sebab, ia melihat sendiri rudal itu jatuh ke permukiman padat penduduk.

 

Kata Trukhanov, Odessa adalah kota yang dihuni 132 etnis dari berbagai negara. Kotanya dijuluki kota paling toleran. Ratusan etnis itu bisa hidup damai.

 

Kota pelabuhan di Laut Hitam itu dibangun oleh orang-orang Eropa. Termasuk Soviet. Ia tidak bisa menyangkal itu.

 

“Tapi itu Rusia yang dulu. Bukan Rusia yang menghancurkan Ukraina hari ini,” kata alumnus Frunze Artillery School Odessa itu.

 

Menurutnya, media pemerintah Rusia mencoba menyebarkan propaganda bahwa Odessa bukan kota yang cinta damai. Mereka melabeli Odessa sebagai Pro-Russian City.

 

Sebuah pernyataan yang tidak bisa ia terima. Menurutnya, Odessa akan selalu jadi kota yang terbuka bagi siapa pun. Termasuk orang-orang Rusia.

 

“Odessa will always be an open city. Even in the Soviet time (Odessa akan selalu menjadi kota yang terbuka. Termasuk di era Soviet, Red),” kata Katya menerjemahkan kalimat wali kotanyi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway