Kalimat Pembuka yang Provokatif (1)
Oleh Purwadi Review Buku Konflik Jawa Pos Pasca Pecah Kongsi Dahlan Iskan vs Goenawan Mohamad Buku 1 Akhir 2021 saya menerima kiriman prolog buku karya Bahari di FB dan Grup WA Pengirimnya Masayu Indriaty mantan Wartawan Palembang Pos Sumeks Grup Tanpa ba bi bu lagi saya langsung tertarik Dengan siapa beli bukunya ujar saya kepada Indry via WA Nanti aku kirim kak nomor kontaknya Anggota Cowas Konco Lawas Teman Lama di JP jawab Indry Indry sudah dapat kiriman buku itu Indry dan suaminya August Susanto sama sama pernah di Jawa Pos Jadi termasuk anggota Cowas JP Indry Magang di JP sebelum ke Indo Pos dan Riau Pos setelah menikah Di JP lah Indry ketemu Susanto yang kelak jadi suaminya Sekarang Indry memilih jadi penulis lepas di beberapa media online Susanto jadi pilot setelah resign dari JP Kami sempat 1 tahun di JP usai nikah Dapat dispensasi dari Pak Dahlan aku Indry Susanto bergabung ke JP lewat perekrutan wartawan khusus Waktu itu JP mencari wartawan dari disiplin ilmu kedokteran dan penerbangan pilot Susanto lulusan STPI Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug Tanggerang Banten Penulis buku Konflik Jawa Pos Pasca Pecah Kongsi Dahlan Iskan vs Goenawan Mohamad adalah mantan wartawan Jawa Pos JP Dan termasuk salah seorang favorit saya Nama Bahari sering muncul di halaman 1 Sumatera Ekspres bagian bawah kaki features boks Boks itu tulisan khasnya JP dan terbit di seluruh koran yang tergabung dibawah bendera JPNN Jawa Pos News Network Di Sumeks kadang ada selingan boks lokalan Sumsel Terutama jika ada berita heboh Sudah pasti akan terbit berseri Bisa 1 2 atau 3 seri Tergantung peristiwanya Tergantung Mas Ali Fauzi Redpelnya Dua orang setahu saya yang jago mengedit narasi berita Boks Satu Bos Suparno Wonokromo Parno alm Dan satu lagi Mas Ali Fauzi Kembali ke Buku Konflik Jawa Pos Pasca Pecah Kongsi Dahlan Iskan vs Goenawan Mohamad Begitu Indry ngirim nomor kontak Pak Slamet Oerip Prihadi Suhu saya langsung kontak beliau Pak Suhu anggota CowasJP Yang dalam buku ini juga jadi narasumber penulis Bahari 23 Desember 2021 saya WA Pak Suhu Setelah sedikit memperkenalkan diri saya langsung ke tujuan mau pesan buku itu Wah lagi habis mas Nanti saya kabari kalau sudah dapat kiriman dari penulisnya ujar Pak Slamet sambil ngasih tahu harga buku Rp550 000 minus ongkir untuk 1 seri 3 buku Pak Slamet alias Suhu juga mengirimkan no rekening bank Jangan transfer dulu ya mas Nanti kalau bukunya sudah datang saya kabari mas tambahnya 18 Januari 2022 Pak Slamet WA lagi ngasih tahu buku sudah ada Saya langsung transfer ke rekening bank nya Lima hari kemudian 23 Januari saya terima bukunya Satu bulan saya nunggu sejak waktu pemesanan Bukunya sangat tebal ada 3 buku untuk 1 seri Buku 1 2 dan 3 Masing masing di atas 400 halaman Buku 1 ada 440 halaman Buku 2 ada 431 halaman dan buku 3 setebal 464 halaman Itu diluar pengantar penulis untuk buku 1 Edisi cetak I Oktober 2021 Ukurannya 155 mm x 230 mm Desain sampul Layout Imron Penerbitnya PT Media Konco Lawas Cowas Sudah dapat ditebak pengurus perusahaan penerbit adalah para pensiunan wartawan karyawan JP Saya tertarik memiliki buku ini karena penasaran Dorongan ingin tahu yang kuat Apa penyebab utama Bos Dahlan Iskan DIS dan putranya Azrul Ananda Ulik Didepak dari JP 4 tahun lalu Pendahuluan pengantar dan prolog buku ini sangat panjang Baru sekali ini saya baca buku yang pengantar dan prolognya 115 halaman Dari halaman v romawi sampai cxv romawi Jadi tepatnya 110 halaman cx romawi Halaman cxvi 116 dan cxvii 117 adalah daftar isi Penulis membagi buku 1 jadi 4 bagian Sebelum masuk ke BAB 1 2 dan 3 serta sub BAB nya Penulis menuangkan pengantar mulai halaman v romawi hingga xxxii romawi Praktis 27 halaman isi pengantar Kalimat pembuka sangat provokatif Bismillahirrahmanirrahim Untukmu Duhai Pahlawan Pejuang JP Itu temanya Lalu langsung tokoh sentralnya yang muncul Ya anda sudah pasti tahu Dahlan Iskan DIS Opini penulis bermain di kalimat alinea pembuka ini Begini bunyi kalimatnya DAHLAN ISKAN terlalu cepat tersingkir dari Jawa Pos Group Mungkin itu tak terbayangkan bagi Dahlan Iskan maupun keluarganya Juga karyawan dan para pensiunan JP Termasuk dalam imajinasi paling liar sekali pun Itu karena tidak ada tanda tanda sedikitpun jika kuasa DIS atas JP akan memudar Alinea pertama pembuka pengantar penulis sengaja saya tulis sama persis seperti di buku untuk menggambarkan bahwa ini adalah opini penulis Pendapat saya Pertama penulis seolah ingin memancing emosi DIS dan keluarga Sehingga ini akan mendorong DIS melawan para pemegang saham JP Kedua penulis ingin membawa pembaca yang loyal dan terlanjur percaya DIS adalah pemilik JP ikut emosi Selama ini orang awam beranggapan DIS pemilik utama JP atau setidaknya sahamnya atas JP mayoritas Termasuk saya yang mempercayainya Bahwa sejak saya bergabung di Sumatera Ekspres Sumeks Tokoh sentral kami adalah DIS JP adalah DIS dan DIS adalah JP Apalagi Alm Bos Suparno Wonokromo Parno sangat mengidolakan DIS Saking idolanya gaya kepemimpinan Pak Parno kecepatan mengambil keputusan meniru DIS Saya sendiri dalam rapat maupun ngobrol biasa sering mendengar Bos Parno menyebut nama DIS Dan kalangan kami menyebut Bos Parno DIS nya Sumeks Kembali ke kalimat pengantar penulis di alinea pembuka Soal kalimat tak terbayangkan Justru menurut saya penulis tidak atau belum menganalisa kenapa sampai DIS pasca tidak di JP dia masih eksis di media Pendapat saya DIS orang yang cerdas Bahkan kecerdasannya berbuah gelar kehormatan Doktor Honoris Causa Dr HC dari Univeraitas Arellano Manila Filipina Ini DIS dapatkan ketika menjadi Menteri BUMN era Presiden SBY Dan satu satunyan orang asing yang menerima gelar kehormatan Jika aturan membolehkan DIS juga layak menyandang gelar Profesor Karena tidak memenuhi syarat ya tidak bisa Untuk jadi profesor harus ada ijazah doktor S3 sederajat asli ada karya ilmiah yang dimuat di jurnal internasional bereputasi Minimal 3 tahun setelah menerima ijazah S3 Dan syarat terakhir ini mutlak sebagai dosen di perguruan tinggi minimal 10 tahun Karena Bos DIS bukan dosen Kuliahnya juga tidak beliau tuntaskan Ya tidak bisa jadi profesor Tetapi saya tetap menganggap beliau Profesor di bidang media dan serangkaian bisnisnya Karena Bos DIS benar benar menjalankan aktivitasnya dari nol Jadi bukan DIS tidak bisa membayangkan akan tidak lagi berada di JP Justru ketika JP berkembang tumbuh dan terus tumbuh Bos DIS dugaan saya telah memikirkannya Bahwa suatu saat dia bisa saja tidak di JP lagi Pensiun misalnya Atau dipensiunkan Apalagi Bos DIS sadar sesadar sadarnya dia bukan pemilik JP Jangankan pemilik membayangkan akan punya saham di JP pun tidak terlintas di pikirannya Atas dasar inilah dugaan saya Bos DIS mendirikan PT Wahana Semesta Merdeka WSM Bukan Wahana Semesta Mandiri seperti yang ditulis Bahari di Buku ini Orang orang di PT WSM ini memang benar seperti yang disebutkan penulis Ada Bapak H Alwie Hamu H Makhtoem Mastoem Lukman Setiawan Saya sendiri pernah ketemu alm Makhtoem Yang saya ketahui memang grup koran Sumatera Bagian Selatan Sumsel Jambi Bengkulu Lampung dan Bangka Belitung setiap rapat evaluasi berkumpul di bawah naungan PT WSM Sering juga saya dan rekan rekan di Sumbagsel rapat bersama teman teman dari Banten Cirebon Tegal dan Garut Artinya kesimpulan saya Bos DIS memang sudah siap jika suatu saat tidak lagi sebagai pengelola JP Termasuk tidak memiliki saham baca jual saham bersambung Penulis adalah wartawan yang kini menjabat General Manager Surat Kabar Harian SKH OKU Timur Pos
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: