Cerita Rakyat Musi Rawas, Sejarah Kerajaan Lubuk Penjage Muara Kelingi, Sekarang Bernama Desa Lubuk Tua

Cerita Rakyat Musi Rawas, Sejarah Kerajaan Lubuk Penjage Muara Kelingi, Sekarang Bernama Desa Lubuk Tua

Desa Lubuk Tua di Kabupaten Musi Rawas konon dulunya merupakan sebuah kerajaan bernama Lubuk Penjage dipimpin raja dari Jawa.-Dokumen-Cerita Rakyat Musi Rawas

BACA JUGA:575 Wanita dari Musi Rawas, Lubuklinggau dan Muratara Minta Cerai, ini Penyebabnya

Tidak berapa lama setelah Kenayan dinobatkan menjadi Raja Lubuk Penjage, Raja Haji Abdul Kadir Jailani yang usianya telah senja meninggal dunia.

Keluarga kerajaan dan rakyat berduka dan sangat sedih karena kehilangan raja yang amat sangat meraka cintai dan selama ini telah memimpin dengan baik dikerajaan Lubuk Penjage.

Upacara pemakaman dilaksanakan dengan penuh haru, rakyat Lubuk Penjage berduyun-duyun menghantarkan raja yang mereka hormati dan sayangi ke peristirahatan terakhir di Desa Pematang Hijau (Desa Lubuk Tua sekarang).

Desa ini terletak di Kecamatan Muara Kelingi, disekitar makam tersebut tumbuh pohon durian yang buahnya berwarna hijau dan makam ini mempunyai cerita aneh mistis.

BACA JUGA:Estimasi Waktu dari Lubuklinggau ke Bengkulu, Palembang, Lampung dan Jambi, Jika Jalan Tol Sudah Rampung

Sehingga makam tersebut diberinama oleh masyarakat kelingi “Keramat Dian Pematang Hijau “. 

Setelah bertahun-tahun Kenayan menjadi Raja Lubuk Penjage, kerajaan semakin banyak mengalami kemajuan dalam segala bidang.

Diantaranya pertanian hasilnya berlimpah, perdagangan semakin lancar, negeri (Kerajaan) makmur dan aman. 

Sudah menjadi suatu tradisi setiap satu tahun sekali setelah panen di negeri (Kerajaan) Lubuk Penjage diadakan acara syukuran (Sedekah Bumi ) selama tujuh hari tujuh malam. 

BACA JUGA:Efek Positif Jika Tol Palembang – Bengkulu Sudah Jadi, Lubuklinggau Juga Mendapatkan Imbasnya

Ini sebagal ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, seluruh rakyat hadir dan juga negeri tetangga. 

Tidak lama setelah diadakanya pesta syukuran (sedekah Bumi), seluruh rakyat Lubuk Penjage kembali dirundung duka karena raja yang mereka banggakan, sayangi dan cintai meninggal dunia. 

Rakyatpun berduyun-duyun menghantarkan raja mereka Kenayan keperistirahatan terakhir.

Raden Kenayan dimakamkan di Kecamatan Kelingi, dan makamnya dianggap keramat oleh masyarakat. Oleh karena itu makam tersebut dinamakan dengan “Keramat Penjage Bengkal". 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait