Cerita Rakyat Musi Rawas, Sejarah Kerajaan Lubuk Penjage Muara Kelingi, Sekarang Bernama Desa Lubuk Tua

Cerita Rakyat Musi Rawas, Sejarah Kerajaan Lubuk Penjage Muara Kelingi, Sekarang Bernama Desa Lubuk Tua

Desa Lubuk Tua di Kabupaten Musi Rawas konon dulunya merupakan sebuah kerajaan bernama Lubuk Penjage dipimpin raja dari Jawa.-Dokumen-Cerita Rakyat Musi Rawas

BACA JUGA:Sejarah Desa Tanah Periuk Musi Rawas, Bering Kecik Pendekar Sakti dari Bengkulu, Kalah Perang Dihianati Istri

Mendengar jawaban dari ayahanda dan saudara laki-lakinya, Putri Sri Dewi Ningsih menjadi kesal dan marah diambilnya getuk dan kromong tersebut.

Dalam keadaan marah dilemparkannya getuk tersebut ke air Sungai Kelingi dan langsung berubah menjadi buaya kuning yang merupakan penunggu lubuk.

Sedangkan kromong dilemparkan kebelakang negeri (Kerajaan ) dan langsung berubah menjadi siamang yang sangat banyak.

Setelah kejadian tersebut maka ditengah keheningan Kenayan berkata di depan kakak ipar dan mertuanya, menerangkan dengan jelas siapa dirinya yang sebenarnya.

BACA JUGA:Asal Usul Desa Tanah Periuk Musi Rawas, Berawal dari Perang Saudara, Berebut Lahan Kekuasaan

Kenayan menjelaskan kalau dirinya adalah Raden Kenayan seorang putra raja di negeri seberang (Pulau Jawa). 

Setelah mendengar itu raja dan putra-putranya sangat terkejut dan malu karena selama ini telah menganggap rendah, mencemoohkan, menghina, dan telah mengusirnya dari kerajaan Lubuk Penjage.

Dengan penuh penyesalan mereka merunduk dan memberikan hormat pada Kenayan. 

Setelah mendengar penjelasan dari Kenayan maka sang raja segera memanggil seluruh mentri dan hulubalang, beserta pemuka adat dan agama bertujuan untuk mengadakan upacara besar.

BACA JUGA:Mitos Kerajaan Ulakl Lebar di Lubuklinggau, Dayang Torek Silam di Bukit Sulap, Sempat Diculik Sultan Palembang

Raja mengumumkan bahwa Raden Kenanyan (Menantunya) akan menjadi raja dikerajaan Lubuk Penjage. 

Tak berselang lama upacara pengangkatan Raja dan Ratu (Raden Kenayan dan Putri Sri Dewi Ningsih ) di selenggarakan dengan sangat meriah mengundang seluruh Negeri tetangga.

Pestapun dilakukan selama tujuh hari tujuh malam dengan dihibur oleh tarian khusus yaitu “Tari menijik sukat timbul “.

Maksud dan tarian ini untuk menyambut Raden Kenayan dan Putri Sri Dewi Ningsih menduduki tahta singgasana kerajaan Lubuk Penjage.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait