Mereka menganggap itu bisa memberikan energi sepanjang hari hingga waktu berbuka puasa tiba.
BACA JUGA:Narkoba Ancaman Mematikan Bagi Masa Depan Remaja, Kenali 6 Dampak Negatifnya
Mengutip Fakeeh University Hospital, makan secara berlebihan bisa menyebabkan naiknya asam lambung, memperburuk gejala sakit maag, dan rasa tidak nyaman pada lambung penderita GERD.
Oleh sebab itu, makanlah secukupnya, jangan rakus.
Makan berlebihan bisa meningkatkan tekanan di dalam perut.
Tekanan ini kemudian melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah hingga sfingter tersebut tidak dapat menutup dengan baik.
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat, BRI Peduli Sediakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di 52 Titik
Puncak dari ini semua, asam lambung naik ke kerongkongan.
3. Jangan Menunda untuk Berbuka dan Melewatkan Sahur
Kunci utama agar asam lambung tidak naik adalah makan tepat waktu.
Ketika sudah memasuki waktu buka puasa, usahakan segera berbuka.
BACA JUGA:Perkuat Tulang dan Imunitas, Inilah 10 Rekomendasi Vitamin D3 untuk Anak Serta Aturan Pakainya
Begitu pun waktu sahur. Melewatkan sahur akan membuat perut dalam keadaan kosong lebih lama.
Gejala asam lambung naik, bisa semakin parah jika membiarkan perut kosong terlalu lama.
Guna menetralkan asam lambung berlebih, disarankan berbuka dengan buah yang mengandung banyak air, seperti melon serta makanan ringan yang manis.
4. Lebih Cermat dalam Memilih Makanan untuk Berbuka dan Sahur
BACA JUGA:Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis Sudah Berlaku, Begini Cara Dapatkannya Saat Ulang Tahun
Apa yang dikonsumsi saat berbuka dan sahur juga berkontribusi terhadap naiknya asam lambung.
Jadi, penting untuk memilih menu makanan selama Ramadan.
Studi dalam jurnal Disease of the Esophagus (2016) menuturkan bahwa mengikuti diet Mediterania yang kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan lemak tak jenuh dikaitkan dengan risiko GERD yang lebih rendah.