LINGGAUPOS.CO.ID - Edi Seriang (49) merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Swasti Saba. Pada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Edi merupakan peserta pada segmen Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara (PPU PN).
Edi dengan sukarela membagikan pengalamannya menggunakan Program JKN ketika dirinya menjalani operasi pasang ring jantung empat tahun silam.
Saat itu, Edi mengalami serangan jantung yang hebat kala itu ketika dirinya sedang mencuci mobil pribadi miliknya yang terparkir di halaman rumahnya.
Nyeri jantung yang tiba-tiba menyerang Edi pada saat ini dirasakannya hingga sampai ke punggung.
BACA JUGA:Program JKN Tenangkan Hati Royita di Masa Pensiunnya
“Serangan jantung pertama kali saya rasakan ketika pagi itu saat saya sedang mencuci mobil. Tiba-tiba jantung saya mendadak sakit sekali hingga rasanya menembus ke punggung, saya sampai guling-guling di tanah saking sakitnya. Untunglah istri saya lihat dan langsung membawa saya ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Sobirin,” kenang Edi.
Berbekal menjadi peserta JKN, Edi menjalani tindakan dan perawatan di rumah sakit, namun dikarenakan keterbatasan alat, akhirnya Edi harus dirujuk ke RSUP Dr. Mohammad Hoesin di Palembang.
“Dari RSUD Dr. Sobirin saya akhirnya dirujuk ke RSUP Dr. Mohammad Hoesin, selama dirawat di kedua rumah sakit tersebut, tidak ada kendala sama sekali, semuanya lancar baik administrasinya maupun tindakannya. Saya dijadwalkan operasi pada hari kedua di RSUP, jantung saya langsung dipasang dua ring sekaligus dalam satu kali tindakan. Tentunya operasi pemasangan ring tersebut dijamin sepenuhnya oleh Program JKN,” ucap Edi Lega.
Edi tidak membayangkan jika Program JKN tidak ada, setahu Edi biaya pemasangan satu ring saja sangatlah mahal, apalagi dirinya langsung pasang dua ring di jantungnya.
BACA JUGA:Beredar Video Pelajar Lubuk Linggau Berkelahi Pakai Seragam
“Pasang satu ring di jantung menurut info yang saya dapatkan bisa menghabiskan biaya sekitar 50 juta rupiah, jadi jika dua ring bisa memakan biaya 100 juta rupiah lebih. Entah dari mana saya bisa dapatkan uang sebanyak itu jika sebagai pasien umum, biaya itu pun belum termasuk biaya ruang rawat inap, obat dan lain-lain,” ungkap Edi.
Selain mengidap sakit jantung, Edi juga menambahkan bahwa dirinya juga mengidap penyakit asam urat dan kolesterol. Komplikasi sakit ini membuat Edi harus benar-benar menjaga pola makan dan berusaha untuk menjalankan pola hidup sehat.
“Dokter menyuruh saya untuk menghindari makanan yang berlemak, bersantan, tidak boleh terlalu lelah dan tidak boleh mengangkat barang yang terlalu berat. Banyak sekali pantangannya, namun pengalaman akan serangan jantung kemarin membuat saya sadar ini demi kesehatan saya,” kata Edi.
Sekarang kondisi jantung Edi telah stabil, dirinya bahkan telah menjalani Program Rujuk Balik (PRB) yang diselenggarakan juga oleh Program JKN dari bulan September 2021 lalu.
BACA JUGA:Jelang Magrib, Atap Ponpes di Musi Rawas Terbang, Begini Nasib Para Santri