LINGGAUPOS.CO.ID - Jenderal Ahmad Yani merupakan salah satu tokoh pahlawan revolusi yang namanya tetap melekat di masyarakat Indonesia hingga kini, berikut sosok hebat dari Ahmad Yani.
Ahmad Yani merupakan jenderal TNI Angkatan Darat yang masuk di dunia militer pada akhir penjajahan Belanda.
Pada masa perang kemerdekaan 1945-1949, karier Ahmad Yani menanjak berkat prestasi-prestasinya di militer. Ia adalah orang nomor satu di Angkatan Darat sejak tahun 1962.
Pada masa itu, peran Ahmad Yani tidak terbatas di medan perang seperti peristiwa Palagan Ambarawa, tetapi juga menjadi delegasi dalam perundingan bersama Belanda, karena ia cakap di bidang diplomasi.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Monumen Perjuangan Rakyat Kota Lubuk Linggau, Saksi Pahlawan dari Musi Ulu Rawas
Kemudia pada 1965, Ahmad Yani menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) dengan pangkat letnan jenderal.
Akhir dari perjuangan Ahmad Yani ialah pada saat G30S (Gerakan 30 September) tahun 1965. Ia terbunuh pada dini hari 1 Oktober 1965.
Saat itu Ahmad Yani menduduki posisi tertinggi di Angkatan Darat memegang jabatan Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad).
Setelah kematiannya pada peristiwa G30S 1965, Ahmad Yani diberi gelar Jenderal Anumerta dan Pahlawan Revolusi.
BACA JUGA:Wajib Tahu, ini 3 Pahlawan dari Sumatera Selatan, Berikut Profil dan Kiprahnya
Ahmad Yani Berasal Dari Purworejo
Dikutip dari Wikipedia, diketahui bahwa Ahmad Yani lahir di Jenar, Purwodadi, Purworejo pada 19 Juni 1922 dari pasangan M. Wongsorejo dan istrinya Murtini.
Sejak kecil, Ahmad Yani sudah tertarik dan senang bermain perang-perangan. Ia bahkan menjadi ketua kelompok anak-anak di kampungnya karena dikenal sebagai seorang anak yang cerdas dan tangkas.
Ketertarikannya terhadap dunia militer tumbuh karena lingkungan tempat tinggal Ahmad Yani banyak kenangan tentang cerita pahlawan Pangeran Diponegoro.
BACA JUGA:Tumbuhkan Rasa Cinta Pada Tanah Air, Inilah 5 Puisi Hari Pahlawan 2024
Pribadi Ahmad Yani menarik perhatian majikan ayahnya, Jans Hulstijin, seorang Belanda yang menjabata sebagai administrateur di Purworejo.