“Saya tidak kenal dengan hackernya, kalau program yang digunakan itu berasal dari Negara Venezuela,” ungkap Vladimir melalui penerjemah.
Rupanya, terdakwa Vladimir Kasarski ini mengaku pernah dihukum juga atas kasus dengan modus skimming ATM,
Majelis Hakim bertanya, terkait apakah sistemnya harus disamakan terlebih dahulu dengan sistem perbankan dan bagaimana mekanisme pembagian dengan hacker luar negeri.
Terdakwa menyebutkan jika sistemnya harus disesuaikan dan disamakan terlebih dahulu baru bisa masuk untuk membobol mesin ATM.
BACA JUGA:Info Lowongan Kerja, Walk In Interview di Gacoan Lubuk Linggau Untuk 2 Posisi
Adapun terkait pembagian dengan hacker, diakuinya jika dia berbagi dua atas hasil yang didapat.
“Nanti pembagiannya di transfer dengan uang kripto Yang Mulia,” ujar terdakwa melalui penerjemah.
Sebelumnya diketahui, aksi terdakwa terdeteksi oleh jajaran Satuan Reskrim Polrestabes Palembang. Vladimir Kasarski ditangkap pada 1 April lalu.
Dia meretas atau melakukan illegal acces di ATM sebuah bank di Jalan Bambang Utoyo, Kelurahan 5 Ilir, pada Kamis, 28 Maret 2024 lalu.
BACA JUGA:Miris, Oknum Guru di Bengkulu Cabuli Muridnya, Diajak ke Hotel, Modusnya Bikin Geleng Kepala
Dalam melakukan aksinya di Palembang, tersangka Vladimir iin dibantu oleh seorang Hacker, Mr x yang saat ini jadi DPO.
Pada awal aksinya, dia memantau situasi di sekitar TKP, setelah dirasa cukup aman, dengan menggunakan handphone, kabel USB dan laptop, pelaku mulai melakukan peretasan. Dibantu oleh Mr X dari jarak jauh.
Dari penelusuran Tim Cyber Crime Mabes Polri, Mr X itu terindikasi berada di Meksiko.
Dalam meretas data di ATM tersebut, pelaku memakai aplikasi Any Desk, setelah memasang peralatan tersebut, pelaku memasang tirai di ATM tersebut.
BACA JUGA:Prediksi Kyoto Sanga vs Kashiwa Reysol, J1 League, Rabu 26 Juni 2024, Kick Off 17.00 WIB
Lalu memasang segel dan sebuah tulisan rusak di pintu ATM. Usai itu, pelaku lantas menunggu dihubungi oleh hacker Mr X di dalam mobilnya yang diparkir dekat TKP.