Menurut seorang ahli Epidemiologi University Australia, yakni Dicky Budiman menjelaskan bahwa TTS adalah kondisi langka yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19.
Menurutnya sebutan kondisi langka menandakan bahwa masalah kesehatan ini tidak dialami oleh semua penerima vaksin, bahkan sangat jarang terjadi.
“TTS ini terjadi ketika ada pembekuan darah yang tidak biasa, disebut thrombosis, disertai dengan penurunan jumlah trombosit atau disebut dengan trombositopenia,” jelasnya.
Kondisi pada kasus-kasus tertentu tersebut dapat menyebabkan pembekuan darah yang serius, bahkan mengancam nyawa.
BACA JUGA:Duh, Oknum Bidan Sekaligus Lurah di Prabumulih Diduga Lakukan Malpraktik, Begini Kejadiannya
Adapun Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut buka suara terkait heboh terungkapnya efek samping dari vaksin AstraZeneca.
Menurut Budi, efek samping yang disebutkan sebenarnya telah teridentifikasi sejak lama. Namun, efek samping tersebut sangat minimal dan langka.
“Itu sudah lama teridentifikasi dan sudah dilakukan riset juga oleh AstraZeneca. Ada memang dampak-dampaknya soal vaksin tersebut, tapi minimal sekali,” ujarnya pada Kamis, 2 Mei 2024.
Hingga saat ini, lanjutnya, Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) belum melaporkan efek samping yang dimaksud.
“Tapi, sampai sekarang, sih, laporan ITAGI belum ada dampak tersebut,” lanjutnya.
Ia juga turut mengatakan bahwa pada dasarnya setiap vaksin memiliki efek sampingnya masing-masing. Yang terpenting adalah cara mengatasi apabila efek samping yang dimaksud benar-benar terjadi.
Seperti yang diketahui, jika AstraZeneca sendiri merupakan salah satu merek vaksin covid-19 yang dipakai di Indonesia. (*)
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial, dengan klik LINK INI