LUBUK LINGGAU, LINGGAUPOS.CO.ID – Sosok almarhum Rama Septiano (16) korban tewas tenggelam di temukan di Bendung Watervang dikenal baik di lingkungan Pondok Pesantren Mafaza Lubuk Linggau tempat korban sekolah.
Saat ini, Rama duduk di bangku kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pondok pesantren Mafaza Lubuk Linggau.
Pimpinan Pondok pesantren Mafaza Lubuk Linggau, Ustadz Ferry Irawan mengatakan, saat menjalankan kegiatan belajar di pondok, almarhum Rama dikenal rajin dan disiplin.
Sebelum mendapat kabar Rama meninggal dunia, pembina sekolah sempat menelepon orang tua korban.
BACA JUGA:Kronologis Pelajar SMK Lubuk Linggau Kecelakaan Dilindas Truk Depan Lapas, Diduga Ini Penyebabnya
Ketika itu, pembina sekolah menanyakan, kabar Rama kepada orang tuanya karena belum kembali ke Ponpes Mapaza setelah libur Idul Fitri 1445 H.
Pembina sekolah menanyakan apakah Rama akan dijemput. Orang tua Rama saat itu berkata tidak perlu karena masih menyiapkan beberapa keperluan untuk di Ponpes.
“Besoknya (Senin, 22 April 2024 kami dapat kabar meninggal dunia,” kata Ustadz Ferry kepada LINGGAUPOS.CO.ID, Selasa, 23 April 2024.
Dikatakan Ustadz Ferry, setelah mendapat kabar duka almarhum Rama, para guru dan santri langsung ke rumah duka.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Pelajar SMK Negeri 4 Lubuk Linggau Tewas Kecelakaan
Bahkan keesokan harinya, Selasa, 23 April 2024, pembina dan dewan guru serta santri kembali ke rumah duka untuk mengirimkan doa.
Saat berada di rumah duka, orang tua Rama terlihat masih shok dan belum mau bercerita kronologis yang menimpa anaknya.
Terkait seringnya terjadi orang tenggelam di aliran Sungai Kelingi, selaku masyarakat Ustazd Ferry meminta menjadi perhatian pihak Pemkot Lubuk Linggau.
Khususnya Dinas Pariwisata Kota Lubuk Linggau untuk melakukan upaya pencegahan.
BACA JUGA:Mayat yang Ditemukan di Bendung Watervang Lubuk Linggau Ternyata Seorang Pelajar, Ini Identitasnya