LINGGAUPOS.CO.ID – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Fatwa telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat selaku konsumen Muslim untuk dapat aktif melakukan survei riset terhadap produk terafiliasi Israel.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Jumat, 5 April 2024, KH Arif Fakhruddin selaku Wakil Sekretaris Jenderal MUI menyebut MUI perbolehkan lembaga atau masyarakat yang melakukan aksi boikot namun dengan catatan harus lakukan riset secara mandiri terlebih dahulu.
Sebagaimana yang disebutnya, hal tersebut bertujuan guna memastikan apakah benar produk yang dimaksud benar terafiliasi dengan Israel.
Bukan hanya itu saja, stakeholder seperti pemerintahan, kemernterian yang terkait serta lembaga non-struktural juga dapat ikut aktif memberikan literature bagi masyarakat dengan memberi informasi produk yang terafiliasi Israel.
BACA JUGA:Sekda DKI Imbau Pemudik Tidak Ajak Saudara Ikut ke Jakarta, Simak Alasannya
Sementara itu, Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) sudah membuatkan daftar 10 perusahaan multinasional yang direkomendasikan untuk diboikot.
“Salah satu yang menjadi acuan adalah data dari situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash,” kata Direktur Eksekutif YKMI, Ahmad Himawan, dalam diskusi publik bertema "Ramadhan Tanpa Produk Genosida" di Jakarta, 15 Maret 2024.
Salah satu laman Boycott.Thewitness dan Bdnaash yang paling populer di Indonesia.
Selain itu, situs Divestment and Sanctions (BDS) juga aktif membagikan link yang ajakan boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel.
Melalui laman BDS yakni situs bdsmovement.net ikut mendorong kampanye boikot yang dicetuskan oleh Asosiasi Konsumen Turki dengan menyebarkan link https://bdsmovement.net/news/turkish-group-calls-citizens-boycott-israeli-products guna memboikot produk terafiliasi Israel.
Oleh sebab itu jangan khawatir, karena saat ini, pengecekan produk terafiliasi Israel sangat mudah.
Pencarian produk boikot berdasarkan nama merek, nama produk, serta nomor barcode juga dapat dilakukan melalui aplikasi Boycat.io.
Dalam upaya intimidasi terhadap aplikasi serta website boikot produk pro-Israel ini juga semakin terus menjadi tantangan.