"Saya membantu membuat gambar 2D yang dihasilkan komputer dari apa yang saya lihat di wajah, tapi yang saya rasakan lebih dari itu," ungkapnya.
"Yang tidak dipahami orang-orang adalah wajah yang terdistrosi itu bergerak, berubah bentuk dan berbicara denganmu. Itu agak menjauhkan saya dari orang lain," sambungnya.
Lebih lanjut, orang yang mengidap PMO ini sering kali mengalami sedikit kesulitan dalam mengenali wajah orang yang dicintai atau wajah yang dikenalnya.
Beberapa orang dengan PMO ini melihat wajah mereka sendiri terdistorsi atau bahkan rusak.
Menurut para ahli, penyakit ini sangat jarang terjadi.
Dilaporkan hanya ada 81 kasus PMO yang telah tercatat dalam literatur medis, namun kemungkinan ada lebih banyak orang yang alami kondisi tersebut. (*)
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial, dengan klik LINK INI