Anak usia 12–18 bulan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kejang demam dibandingkan anak yang lebih tua.
Selain itu, anak yang lahir dari keluarga dengan riwayat kejang demam juga lebih berisiko mengalami kejang demam.
Lalu bagaimana sih cara penanganan ketika anak kejang, berikut kami rangkum:
BACA JUGA:Tanaman Hias Anggrek Bulan Dijuluki Sebagai Puspa Pesona, ini 10 Jenis yang Populer di Indonesia
Cara Mengatasi Kejang Demam pada Anak
- Baringkan anak di lantai. Pada bayi, rebahkan di pangkuan dengan posisi wajah bayi menghadap ke bawah dan jangan menahan tubuh anak.
- Miringkan posisi tubuh anak agar muntah atau air liur dapat keluar dari rongga mulut, serta mencegah lidah menyumbat saluran pernapasan.
- Longgarkan pakaian anak dan jangan menaruh apapun pada mulut anak untuk mencegah tergigitnya lidah.
BACA JUGA:Yuk Dicoba, ini 6 Manfaat Minum Air Bunga Mawar Campur Madu untuk Kesehatan
- Hitung durasi terjadinya kejang demam dan perhatikan tingkah laku anak saat kejang. Informasikan hal tersebut saat berkonsultasi ke dokter.
Jika anak mengalami kejang demam sederhana, anak tidak perlu dibawa ke dokter setelah kejang berhenti. Namun, akan lebih baik jika Anda tetap memeriksakannya ke dokter untuk mengetahui penyebab demam yang dialami anak.
Bila tidak ada penyebab khusus dari kejang demam, pengobatan mungkin tidak diperlukan.
Namun, dokter dapat meresepkan obat penurun panas, seperti paracetamol, atau obat anti kejang, seperti diazepam. Umumnya, anak tidak perlu dirawat inap di rumah sakit.
BACA JUGA:Terekam Kamera CCTV, ini Pengakuan Pelaku Pembunuhan Ibu Hajjah di Lubuklinggau
Kejang demam atau penyakit step merupakan kondisi yang tidak berbahaya dan bisa terjadi pada anak yang menderita demam tanpa menimbulkan komplikasi.
Setelah mengalami kejang demam, umumnya anak dapat beraktivitas kembali seperti biasa. (*)