Nah alternatif ini merupakan cara untuk membantu Palestina tanpa merugikan perekonomian orang-orang yang mungkin terdampak atas aksi boikot produk Israel.
Dikatakan Luqman, boikot produk Israel sebuah aksi yang meliputi penolakan produk yang berasal dari Israel atau mendukung Israel.
Aksi boikot tersebut merupakan bentuk protes atas tindakan genosida pemerintah Israel terhadap Palestina.
Kontroversi muncul berkat adanya kontroversi mengenai efektivitas dan dampaknya.
BACA JUGA:Perampok Toko Emas di PALI Warga Bengkulu, 1 Orang Penadah, Berikut Pengakuan Tersangka
Sebagian percaya bahwa ini adalah bentuk dukungan yang diperlukan untuk memaksakan perubahan dan menekan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.
Namun, pandangan lain menganggapnya tidak efektif dan merugikan perekonomian.
“Beberapa percaya bahwa boikot bisa mendorong perubahan politik dan perilaku, sementara yang lain menilai bahwa dampaknya terbatas," jelas Luqman.
*Karyawan Perusahaan Bisa Kehilangan Pekerjaan
BACA JUGA:Ketua MK Anwar Usman Dipecat, Imbas Putusan Batas Usia Capres dan Cawapres
Luqman menilai, aksi itu jelas akan berpengaruh pada para karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan terkait.
Meskipun tidak dalam jangka pendek, namun dampak jangka panjangnya akan berlangsung secara signifikan.
Misalnya kehilangan pekerjaan atau penurunan pendapatan karena menurunnya minat dan daya beli konsumen.
Meskipun Indonesia bukan mitra dagang utama Israel, aksi boikot dapat memengaruhi perdagangan internasional dan ekonomi nasional.
Dampak negatif yang akan terjadi yakni potensi pengurangan impor produk Israel.