“Saya merasakan betul pada saat itu rakyat dimana mana bersyukur. Keberkahan datang bertubi tubi. Tanaman karet dan sawit serta sawah bertumbuh subur. Ternak dan perikanan semakin menjanjikan termasuk tanaman sayur dan buah-buahan,” sambung Ridwan Mukti.
Ridwan Mukti kembali mengulas, minyak dan gas serta batubara dan emas sebelumnya sepi. Tiba tiba muncul entah keberkahan datang dari mana. Investor berdatangan dan membuka lapangan pekerjaan.
Alokasi dana pusat meningkat secara signifikan. Semua itu keberkahan berkat rakyat selalu bersyukur.
Bagaimana keberkahan itu datang? Banyak program di agendakan. Program khataman alquran secara masal. Menghidupkan majelis taklim sampai ke pelosok desa. Mengajak memakmurkan mesjid. Safari Jumat bergilir ke desa-desa. Juga Safari Ramadhan. Jangan sampai ada masjid terlewatkan atas kunjungan Bupati. Istiqosah dimana mana.
BACA JUGA:Ujian Praktik SIM C Angka 8 dan Zig-zag Resmi Dihapus, ini Penjelasannya
“Tiap hari tiap minggu tiap bulan selalu ada agenda massal untuk masyarakat bersyukur sekaligus memohon keberkahan,” ujarnya.
Akhir kata untuk khutbah Jumat kali ini, bahwa kita hidup di dunia perlu penyeimbang pembangunan jiwa, tidak semata mata pembangunan materi, terutama di desa-desa.
Dengan mengajak seluruh masyarakat untuk semakin dekat dengan keyakinan Nya, yakni; terus bersyukur. Meskipun ditengah kesulitan dan himpitan biaya hidup yang dihadapi.(*)